Reporter: Mochamad Nur Rofiq
blokTuban.com - Masalah utama yang dihadapi Kabupaten Tuban saat ini adalah tingginya angka kemiskinan. Sementara, pertumbuhan pembangunan industri bisa dikatakan semakin menjamur.
Secara langsung dan tidak langsung pembangunan industri telah memberikan pengaruh. Pengaruh langsungnya adalah berkurangnya lahan pertanian, sedangkan pengaruh tidak langsungnya adalah bergesernya mata pencaharian penduduk setempat ke bidang industri dan jasa perdagangan.
Salah satu alternatif yang mengurangi jumlah pengangguran dan meningkatkan pendapatan, adalah dengan mengembangkan sektor yang potensial, salah satunya sektor pertanian.
"Kita bisa menanggulangi penyusutan lahan dengan program jangka panjang, berupa pertanian holtikultura," ujar Kepala UPT Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kecamatan Bangilan, Widiyarto kepada blokTuban.com, saat bertemu di kantor beberapa waktu lalu.
Menurut dia, bertani secara holtikultura sebagai gambaran sebuah solusi di sektor pertanian dalam jangka panjang. Terutama bagi desa di wilayah kerja perusahaan (WKP) minyak dan gas (Migas) KSO PT Pertamina EP.
Sebab, bertani secara hidroponik tidak perlu lahan yang luas. Namun, ditegaskan mantan Kepala UPT DPKP Kecamatan Senori itu, warga juga harus tau tanaman yang bisa bernilai ekonomi tinggi.
"Tanaman jeruk nipis misalnya, jika itu dipelihara dengan benar, sekali tanam setiap hari bisa panen warga," imbuhnya penuh yakin.
Secara kebetulan di wilayah kerja dia (Bangilan, red) terdapat Sumur yang di kelola PT. Tawun Gegunung Energi (TGE). Secara langsung akan mengurangi lahan pertanian warga ring satu perusahaan hulu Migas itu.
"Secara pemasaran jeruk nipis, memiliki pangsa pasar masih cukup luas. Terutama jenis lokal Jawa, masih jadi barang carian orang," tukasnya. [rof/rom]
Holtikultura Solusi Tani di WKP Migas
5 Comments
1.230x view