Reporter: Dwi Rahayu
blokTuban.com - Warga Desa Rahayu, Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban menuding perusahaan Joint Operating Body Pertamina PetroChina East Java (JOB PPEJ) menurunkan tekanan flare sepanjang pantauan lingkungan dilakukan.
Seperti diketahui, telah dibentuk tim pantauan lingkungan terbatas untuk menguji dampak yang ditimbulkan adanya flare JOB PPEJ. Pantauan dilakukan 4 hari selama 24 jam, dari 25 hingga 29 April 2017 mendatang.
Menurut penuturan warga setempat, Wartono (41) mengatakan, pada hari-hari biasa flare yang mengeluarkan api tersebut kerap menyebabkan kebisingan. Tidak hanya itu, karena besar tekanan flare menyebabkan bunyi berisik.
"Sampai-sampai kaca rumah bergetar," kata Wartono.
Rupanya hal senada dirasakan Hermin (33) yang rumahnya tidak jauh dari flare yang terdapat di Control Processing Area DAN MUDI PAD A. Ia mengaku, beberapa kali sempat juga mencium bau tidak sedap.
"Pokoknya tidak pasti, kadang tercium menyengat, busuk," katanya.
Namun saat dikonfirmasikan, pihak JOB PPEJ sendiri membantah hal tersebut. Mereka tidak membenarkan apa yang ditudingkan masyarakat.
"Bohong itu, kita nggak bisa membesar-kecilkan api flare. Karena berdampak pada operasi dan produksi," bantah Field Administration Superintendent (FAS) JOB PPEJ, Akbar Pradima melalui pesan pribadinya.
Pantauan kali ini dilakukan pada 24 Titik yang menyebar di sekitar flare JOB PPEJ. Semua titik yang menyebar disesuaikan empat arah mata angin, yakni timur, barat, utara dan selatan. [dwi/rom]