Reporter: Moch. Sudarsono
blokTuban.com - Acarina, sebuah nama Organisasi dari Pecinta alam yang berasal dari SMAN1 Rengel Kecamatan Rengel. Kisah perjuangan mendirikan organisasi ini tidak begitu mudah, seperti yang terlihat sekarang dengan nama besarnya sebagai organisasi pecinta alam tingkat SMA.
Berawal di Tahun 2004, sekitar bulan Maret, seorang Siswa SMAN 1 Rengel, Supriyadi, menjadi delegasi untuk mengikuti kegiatan Konservasi Goa dan Lingkungannya yang diselengarakan oleh Cagar Tuban di Montong selama tiga hari.
Bersama dua orang teman lainnya yang saat itu menjabat sebagai pengurus OSIS di Sekolah yang sama, Supri begitu dia disapa, menghadiri undangan dari Cagar Tuban, mewakili sekolahnya. Selama tiga hari, dia bersama dua orang temannya tersebut mendapat pendidikan mengenai pemeliharaan goa dan lingkungan sekitar.
“Saya datang atas undangan dari Cagar Tuban, yang akan melakukan kegiatan Konservasi Goa dan Lingkungan di Montong, Saya saat itu sebagai pengurus OSIS,” Kata Supri kepada blokTuban.com mengawali obrolan sejarah terbentuknya Acarina, Rabu (19/4/2017)
Usai menjalani kegiatan konservasi selama tiga hari, dia bersama temannya makin semangat untuk menjadi aktivis pecinta alam.
Bahkan meski masih duduk dibangku SMA saat itu, dia bersama dua orang teman nekad untuk mendapatkan pelatihan Pendidikan Pelatihan Dasar (Diklatsar) kepada Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) IKIP PGRI Tuban, pada bulan Agustus di Tahun yang sama.
Hal itu terjadi setelah lima bulan mengikuti kegiatan konservasi yang dilakukan oleh kelompok Cagar di Montong waktu itu.
Berbekal pengalaman yang serba terbatas, dia dengan dua orang temannya yaitu Joko Junaidi dan Desli Nurvidyanto mendatangi Base Camp (Sekretariat) Mapala IKIP PGRI yang berada di Jalan Manunggal tersebut. Kedatangannya tak lain adalah untuk mendapatkan pengetahuan serta wawasan yang lebih mengenai pecinta alam.
“Setelah mengikuti Konservasi yang dlakukan Cagar Tuban, lalu saya bersama dua teman saya minta untuk dilatih (diklatsar) oleh anggota Mapala IKIP PGRI Tuban pada 4 Agustus 2004," ujar pria yang berperawakan gemuk itu.
Selesai di Diklatsar oleh anggota mahipal yang menjabat sebagai bidang pendidikan dan pelatihan Mapala IKIP PGRI Tuban, akhirnya nama Acarina mulai menggaung di Kancah Pecinta Alam di Kabupaten Tuban.
Sebab, untuk bisa diakui sebagai anggota Pecinta alam baik yang ada di Organisasi sekolah atau Kampus, maka anggota harus lulus materi Pecinta Alam terlebih dulu. Nama Acarina sendiri adalah sebuah nama binatang jenis serangga, yang saat itu diperoleh Supri dari membaca sebuah buku ekspedisi milik Mapala, yang saat ini menjadi Mahipal.
“Untuk mengingat saja, kalau Acarina di Sekolah pada bulan Maret itu sudah diizinkan oleh pihak sekolah, tapi untuk eksis di dunia pecinta alam maka anggota harus Diklatsar terlebih dulu. Makanya saya dan dua teman saya sering mengikuti kegiatan pecinta alam di Tuban, guna menambah ilmu,” cerita pria yang saat ini berusia 28 tahun.
Akhirnya setelah dinyatakan lulus Diklatsar,disepakati oleh tiga orang siswa yang ikut pecinta alam tersebut, bahwa Acarina didirikan pada 4 Agustus 2004, sesuai dengan waktu saat ikut Diklatsar.
“Acarina dinyatakan berdiri pada 4 Agustus 2004 dan namanya mulai menggaung, yang mempelopori ya Saya, Joko junaidi dan Desli Nurvidyanto bukan orang lain. Bisa ditanyakan kepada anak Mapala kala itu,” tegas Pria yang lulus Diklatsar dengan nomor induk ACRN-001.[nok/col]
Sejarah Acarina, Kelompok Pecinta Alam dari SMAN1 Rengel
5 Comments
1.230x view