Kontributor: Ahmad Thoriq Najah
blokTuban.com - Sebagai Kabupaten yang mempunyai bentang pantai, Tuban merupakan salah satu kota yang cukup dikenal dengan produksi terasi.
Produksi olahan bahan makanan dari fermentasi hasil laut tersebut di desa-desa pesisir Tuban sudah dilakukan secara turun temurun. Markamah, contohnya, telah membuat jenis terasi rebon sejak tahun 1983 silam.
"Bahannya didapat dari nelayan-nelayan disekitar tempat tinggal," jelas Markamah, yang mempunyai usaha terasi di Desa Karangagung, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban, Jumat (20/10/2016).
Terasi produksi Markamah tidak hanya dijual di pasar Tuban. Namun sudah merambah ke luar kota seperti Malang, Surabaya, dan juga Bali. Biasanya ada pedagang yang juga mengambil terasi produksinya di tempat usaha.
Meski produksi terasi dari wilayah Kecamatan Palang cukup terkenal, namun tidak selamanya usaha salah satu olahan bumbu dapur itu lancar. Ada masa dimana produksi tersendat karena terkendala cuaca hujan.
Ketika hujan dan angin kencang, biasanya nelayan mengurungkan niat buat melaut. Membuat para pengusaha terasi kesulitan mendapat bahan yang berkualitas. Mereka juga disulitkan dengan proses penjemuran ketika hujan turun secara terus menerus.
"Ketika hujan nelayan sulit mendapat rebon buat bahan dasar terasi," aku wanita 83 tahun itu.
Sebelum siap dipadukan dengan aneka bumbu dapur lain, terasi mengalami beberapa tahap pembuatan. Secara umum bahan yang didapat dari nelayan (ikan atau udang rebon) harus dicuci bersih, setelah itu direbus bersama dengan garam dan dijemur di bawah terik matahari selama satu hari. Bahan terasi yang sudah dijemur kemudian ditumbuk halus dan kembali dijemur, bahan yang sudah dijemur kembali ditaburi garam dan ditumbuk lagi sampai benar-benar halus dan liat.
Proses terakhir adalah mencetak bahan yang sudah menjadi adonan, dan menyimpannya di wadah tertentu supaya terjadi proses fermentasi sampai mengeluarkan bau yang khas. [tho/ito]
*Penulis adalah siswa SMK TJP Tuban, sekarang magang di www.blokTuban.com.