Reporter: Mochamad Nur Rofiq
blokTuban.com - Terpenuhinya sarana dan prasarana dalam menggelar Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) bagi Sekolah menengah pertama (SMP) sederajat, menjadi syarat mutlak. Untuk saat ini, hal itu yang masih menjadi kendala bagi sekolah-sekolah pinggiran.
SMP Migas Senori misalnya. Untuk bisa menyelenggarakan UNBK pihak sekolah menilai idealnya memiliki 25 unit komputer. Sementara ini hanya ada 10 komputer. Dengan jumlah tersebut, pelaksanaan UNBK bisa dilaksanakan sebanyak tiga atau empat sihft dalam sehari.
[Baca juga: Terkendala Sarpras, SMP Migas Tak Bisa Gelar UNBK ]
"Di SMP Migas kalu jaringan Internet sudah ada, akan tetapi untuk bisa menggelar UNBK masih ada kekurangan perangkat komputer sekitar 15 unit," kata Kepala Sekolah, Pramono, Sabtu (14/1/2017).
Dikatakan Pramono, meski SMP Migas Senori berada di ring satu perusahaan pencari migas, selama ini kepedulian untuk pendidikan masih minim. Pihaknya berharap perusahaan yang melakukan kegiatan Explorasi dan Exploitasi di wilayah Distrik Satu Kawengan itu, ikut memperdulikan pendidikan masyarakat dari empat desa tersebut.
"Mereka masih belum bisa melihat kondisi pendidikan masyarakat setempat, sampai saat ini masih egois memikirkan tambangnya saja," tegasnya.
Pihaknya berharap dengan adanya kekurangan yang di alami lembaga pendidikan di daerah penghasil Migas, perusahaan tergugah mau membantu untuk kemajuan pendidikan di wilayah Distrik Satu Kawengan ini.
Kemudian lanjutnya, sampai saat ini dana operasional pendidikan di SMP Migas masih mengandalkan uang BOS dari pemerintah. Selain itu kata dia, juga disokong dari Yayasan Kesejahteraan Warga Migas.
"Jika hanya mengandalkan BOS untuk menambah perangkat komputer belum bisa di tahun 2017. Kecuali ada pihak perusahaan yang mau menyumbang 15 komputer baru bisa menggelar UNBK," Pramono menandaskan.
Data yang berhasil dihimpun blokTuban.com di lapangan, jumlah siswa kelas tiga di SMP Migas Senori ada 80 orang. Sedangkan jumlah total siswa ada 194 siswa.[rof/ito]