Reporter: Mochamad Nur Rofiq
blokTuban.com - Kelangkaan pupuk rupanya masih menjadi momok bagi petani di wilayah Kecamatan Kenduruan, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Kelangkaan pupuk melanda beberapa waktu terakhir. Karena itu, petani kesulitan mendapatkan pupuk dan harganya meroket.
Salah satu petani asal Kenduruan, Ngadio mengaku, pupuk subsidi di Kecamatan Kenduruan mengalami kelangkaan. Akibatnya harga pupuk mengalami kenaikan yang tidak wajar.
"Petani banyak yang mengeluh, lantaran jenis pupuk Phonska naik dengan harga kisaran Rp160.000 - Rp170.000 per sak," terang Ngadio.
Senada juga dirasakan petani lain, Pujiono. Dirinya mengaku jengkel dengan keadaan seperti saat ini. Petani menjadi korban kelangkaan pupuk dan harus merogoh kocek lebih, ketika akan melakukan pemupukan.
"Sementra jenis Urea mengalami kenaikan harga Rp20.000-25.000," imbuh Pujiono.
Kemudian Pujiono juga menilai ada kios yang berbuat nakal dan sengaja memanfaatkan kelangkaan pupuk dan seenaknya membuat harga yang lebih tinggi dari HET.
Sementara Kepala UPTD Pertanian Kecamatan Kenduruan, Sugiarto ketika dikonfirmasi blokTuban.com mengatakan, kelangkaan pupuk terjadi akibat telatnya pasokan dari distributor. Sehingga kios resmi penyalur pupuk stoknya tak mencukupi.
"Pupuk langka akibat banyaknya permintaan petani yang memasuki masa pemupukan serentak, sedangkan distributor telat mengirim," kata Sugiarto.
Sedangkan mengenai harga eceran yang melebihi standar pihaknya mengaku, itu dilakukan oleh pihak perseorangan yang mendatangkan pupuk dari luar daerah. Sehingga, memanfaatkan keadaan dan menjual dengan harga tinggi.
"Kalau itu kios resmi tidak benar, karena bisa kita laporkan dan diputus kontrak kerjanya," Sugiarto menandaskan.
Data yang dihimpun blokTuban.com, kelangkaan pupuk di Kecamatan Kenduruan banyak dialami beberapa petani yang tersebar di Desa Sidomukti, Sokogunung, Sidorejo, Jamprong dan Bendolateng.[rof/col]