Reporter: Edy Purnomo
blokTuban.com - Haul Sunan Bonang yang ke 507 di Kabupaten Tuban, sangat mempengaruhi kondisi lalu lintas di Jalur Pantura, Kabupaten Tuban, Kamis (20/10/2016).
Peziarah yang ditaksir mencapai 300.000 orang lebih itu mulai memadati pusat Kota Tuban sejak pagi tadi. Terutama di kawasan kompleks makam yang ada di Kelurahan Kutorejo, Kecamatan/Kabupaten Tuban, juga di kawasan alun-alun, dan ruas-ruas jalan perkotaan.
Baca juga: [Destinasi Wisata Tuban Diserbu Peziarah]
Titik kumpul peziarah yang berada di pusat kota juga berpengaruh di Jalur Pantura, yang melintasi kota Tuban. Pantauan blokTuban.com, jalur Pantura selatan di Tuban dijadikan satu arah untuk kendaraan berat.
Kendaraan dari arah barat (Semarang) menuju Surabaya, sebelum masuk ke Jalan Re Martadinata, langsung diarahkan belok kanan masuk ke Jalur Teuku Umar. Dari Jalan Teuku Umar, kendaraan melintas di Jalan Dr Wahidin Sudiro Husodo, Jalan Gajah Mada, Jalan M Yamin, Jalan Pahlawan, dan langsung masuk ke bundaran Manunggal selatan menuju ke arah Surabaya.
Sehingga kendaraan berat dari arah Surabaya menuju ke Semarang harus berbagi lajur dengan kendaraan berat dari arah yang berlawanan. Hal ini cukup menghambat perjalanan, mengingat jalan itu berada di wilayah perkotaan dan tidak begitu lebar.
"Biasanya rute-rute itu tidak boleh dilintasi kendaraan berat dari arah barat, tapi karena di alun-alun macet jadi terpaksa dialihkan," kata Rudi, salah satu pengemudi truk kepada blokTuban.com.
Sebelumnya, Kapolres Tuban, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP), Fadly Samad, menjelaskan pemberlakukan arus lalu lintas Pantura di Haul Sunan Bonang akan melihat kondisi. Apabila di Alun-Alun Tuban sangat padat, maka petugas akan mengalihkan kendaraan dari arah barat menuju rute yang ada di atas. Tapi ketika memungkinkan, maka kendaraan akan melintas di jalur seperti biasa. [pur/col]