Reporter: Khoirul Huda
blokTuban.com - Di Desa Kedungrejo, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban terdapat beberapa pengrajin kain tenun dan pembatik kain tenun Gedog yang masih dilakukan secara tradisional. Pengrajin batik berbahan dasar kain tenun yang berada di Desa Kedungrejo ini ada yang telah berusia lanjut.
Salah satu perajin, Tasri (56) mengatakan, ia merupakan salah satu penenun gedog tradisional yang masih bertahan menggeluti tenun gedog tradisional, demi menghasilkan sebuah karya cantik untuk memperoleh pundi-pundi rupiah.
Pengrajin kain tenun asal Desa kedungrejo itu Suaminya telah meninggal sejak lama, hingga saat ini ia hidup bersama anak serta cucu. Untuk mengisi waktu luang saat musim kemarau ia melakukan aktivitas menenun.
Terpisah, salah satu pengrajin Batik Gedog Tenun Desa Kedungrejo lain, Mbok Tar (60), juga mengatakan bahwa ia sudah 45 tahun lebih menggeluti kerajinan batik dengan cara tradisional. Awalnya, pertama ia mulai bisa membatik yakni saat masih anak-anak, pada saat itu setiap hari ia hanya melihat dan menunggu ibunya yang sedang membatik, namun lama kelamaan ia mampu membatik kain tenun secara tradisional.
"Aku iso mbatik ki ugak njalok marai, tapi aku seneng ndelok karo nunggoni mbokku mbien, suwe-suwe aku iso mbatik dewe (Saya bisa membatik tidak minta diajarin, namun dengan melihat orang tua dulu yang sedang membatik saya bisa membatik sendiri)," ungkap Mbok Tar kepada blokTuban.com.
Lanjut Mbok Tar, awalnya dulu para pengrajin Batik Gedog ini perseorangan, sehingga setiap kali memperoleh hasil, para pengrajin langsung berangkat ke pasar untuk dijual. Namun seiring waktu dengan usia bertambah tua sekarang, ia membatik di tempat sanggar 'Sekar Ayu' yang didirikan oleh Uswatun Hasanah.
"Sak iki luweh enak bahan kabeh konggone Uswatun, aku mok mbatik, opo ae motif seng dibutuhno, (Sekarang lebih enak, semua bahan dari Uswatun, saya hanya melakukan pembatikan dengan motif apa yang diinginkan)," tambah Istri Pakwi (60) itu.
Dengan berbagai macam alat, seperti halnya Canting, Malam, Wajan dan Kompor berukuran kecil, nenek satu cucu ini mampu membuat beberapa motif batik gedog tenun antara lain, Lintang Ratan, Kembang Waloh, Larwongo, Ganggeng, Panji Konang, dan lain-lain.
Setiap harinya mulai pukul 08.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB ia melakukan aktivitasnya di rumah, sedangkan suaminya yang sering disapa Pakwi berangkat ke tegal. Untuk menyelesaikan selendang dari kain tenun sepanjang sekitar empat meter ia membutuhkan waktu hingga tiga hari.
"Sak Selendang dowone patang meter ongkose 75.000 (Satu selendang sepanjang empat meter oskos yang saya terima sebesar 75.000)," pungkas Mbok Tar. [hud/rom]