Reporter: Mochamad Nur Rofiq
blokTuban.com - Pada umumnya orang ke bank untuk menabung atau mengambil uang. Berbeda dengan bank yang ada di Desa Banyuurip, Kecamatan Senori, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Di tempat ini bukan seperti bank-bank dengan bangunan megah ber-AC, justru yang ada adalah tumpukan sampah rumah tangga non organik. Ya, namanya adalah bank sampah.
Kenapa dinamakan bank sampah, karena yang ditabung bukan uang melainkan sampah bekas yang bisa didaur ulang. Bank ini dikembangkan ibu-ibu petani yang tergabung dalam Kelompok Wanita Tani (KWT) Desa Banyuurip.
Menurut Priyati (50) penggagas bank sampah yang dinamakan Bank Sampah Delima (BSD) itu, kini dia mulai mempunyai kegiatan tambahan. Yaitu kegiatan simpan pinjam semacam koperasi dan kegiatan sosial kemasyarakatan.
"Alhamdulillah selama dua tahun berjalan, kita mulai perhatikan msyarakat yang kurang mampu di Desa kami," ujar Priyati kepada blokTuban.com, Minggu (21/8/2016).
Bu Pri, sapaan akrabnya menjelaskan, di akhir tahun tutup buku bulan Puasa kemarin, BSD sudah bisa menyalurkan bantuan ke yatim piatu, dhuafa, dan fakir miskin. Dengan bekerjasama PT Pertamina EP dan jajaran Muspika Kecamatan Senori, BSD melangkah bersama membangun Banyuurip untuk lebih maju.
"Dari hasil uang sampah, kita bisa bantu 32 orang untuk keperluan hidupnya," imbuhnya.
Anazilatul Muhlishoh, Kepala BSD menambahkan, sejak awal berdiri, BSD ini hanya beranggotakan 20 orang dan dikemas dalam bentuk arisan. Tetapi, karena terus berkembang, banyak warga lain yang berminat dan anggota BSD bertambah menjadi hampir 200 orang di tahun 2016 ini.
"Setiap minggu pasti ada yang mendaftar baru," tandas ibu satu anak itu.
Untuk bisa menjadi nasabah BSD tidak terlalu rumit. Cukup dengan cara datang ke Kantor BSD, mendaftar dan membawa persyaratan yang dibutuhkan. "Untuk tabungannya ada empat macam, yaitu Simpanan Wajib, Pokok, Jimpitan, dan Simpanan Hari Raya. [rof/col]