Agresi Militer Belanda dan Perlawanan Heroik Letda Soetjipto* (bag 1)

Patungnya berdiri gagah. Juga diukir dan diabadikan menjadi nama jalan. Namun banyak kaum muda yang belum mengenalnya. Dialah Letda Soetjipto, prajurit pejuang yang pemberani. Melawan dan menghadang sampai titik darah penghabisan kedatangan pasukan Agresi Militer Belanda ke II yang masuk melalui laut Tuban.

Reporter: Edy Purnomo

blokTuban.com - Sore itu, sekira pukul 15.00 pada 18 Desember 1948, ada yang berbeda di kawasan Pantai Glondong, wilayah Kecamatan Tambakboyo. Nun jauh disana, sekitar 10 mil lepas pantai, terlihat samar tiga kapal perang berbendera Belanda menuju pantai Tuban. Kopral Karmono, anggota Order Distrik Militer (ODM/sekarang Koramil) yang melihat hal itu langsung mengambil sepeda pancal dan mengayuhnya sejauh 5 kilometer menuju markas ODM dan melaporkan ke Komandan ODM, yakni Letnan Dua (Letda) B.K. Nadi.

Catatan dari Dewan Harian Cabang Angkatan 45 Kabupaten Tuban, saat pendaratan pertama tersebut Belanda tak henti-hentinya melepaskan tembakan sambil menurunkan 44 kendaraan perang terdiri dari truk, jeep open cup, panser, dan sedan. Kendaraan tersebut dibagi menjadi dua, yakni 41 kendaraan langsung mengarah ke barat menuju wilayah Kragan, Jawa Tengah, dan sebagian lagi menuju Kecamatan Jatirogo, Kabupaten Tuban. Sementara tiga kendaraan lain langsung menuju ke timur dengan rute Jenu, Tuban, Kepet, dan Babat.

Pejuang-pejuang di Tuban langsung membagi tugas dan melakukan pengintaian. Mereka bersepakat tidak akan menyerang terlebih dahulu apabila tidak dalam kondisi terdesak.

Merasa sukses di pendaratan pertama, Belanda kembali mendaratkan pasukan di pantai yang sama pada tanggal 18 Desember 1945, tepatnya sekitar pukul 12.55 WIB.

Kali ini, mereka sama sekali tidak mengeluarkan tembakan dan mendaratkan 20 kendaraan perang yang langsung diarahkan menuju ke timur, sebagian langsung menduduki Kota Tuban, dan sebagian lagi melanjutkan perjalanan dengan rute Pakah menuju Rengel dan meninggalkan tentara di sana untuk membuat pos, dan sebagian langsung meneruskan perjalanan ke Bojonegoro.

Agresi militer ke II mulai dijalankan Belanda. Rakyat dan pejuang di Tuban melawan. Banyak perlawanan-perlawanan dan pertempuran penting yang dilakukan para pejuang. Tercatat di Agresi Militer Belanda II ada 16 titik pertempuran di wilayah Kabupaten Tuban. Termasuk pertempuran heroik yang dilakukan Letda Soetjipto sebelum gugur di medan juang. Bersambung. [pur/col]

*Data di tulisan ini berasal dari dokumen milik Dewan Harian Cabang Angkatan 45 Kabupaten Tuban.