Reporter: Edy Purnomo
blokTuban.com - Joint Operating Body Pertamina Petrochina East Java (JOB P-PEJ) mengaku telah menggandeng Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) ITS untuk memastikan dampak gas buang di lapangan Mudi, blok Tuban.
Field Administrastiont Superintendent (FAS) JOB P-PEJ, Akbar Pradima, mengatakan meski perusahaan meyakini dampak gas buang yang tinggal 10 persen sudah sangat kecil, tetapi JOB P-PEJ tidak bisa membuat keputusan hanya berdasarkan asumsi semata. Karena itu JOB P-PEJ telah menggandeng LPPM ITS untuk memastikan bagaimana dampak gas buang setelah volumenya turun drastis.
[Baca juga: Cegat di Dua Tempat, Massa Menumpuk di Pad B ]
“JOB P-PEJ memilih LPPM ITS karena merupakan lembaga yang punya reputasi tinggi dan dikenal sangat independen . Lebih dari itu, LPPM ITS memang punya kompentensi melakukan kajian dampak flare baik itu mengukur dampak kebisingan ataupun pencayahaan atau panas,” kata Akbar, seperti dalam siaran pers menjawab demo warga Desa Rahayu, Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban, hari ini, Kamis (21/7/2016).
Dijelaskan, tim kajian LPPM ITS ini sudah melakukan penelitian sejak bulan September hingga Desember 2015. Tim itu, lanjutnya, meneliti di 425 titik pada radius 600 meter dari pusat flare.
“Hasil kajian tim LPPM ITS itu sudah selesai. JOB P-PEJ berharap hasil kajian itu kita hormati dan bisa menjadi dasar penerapan pola baru dalam pemberian kompensasi dampak gas buang,” katanya.
Bagaimana hasil kajian tim LPPM ITS? Akbar Pradima mengatakan, JOB P-PEJ sudah menyiapkan jadwal bagi tim LPPM untuk melakukan sosialisasi hasil kajian, termasuk bagi para jurnalis.
“Soal hasil kajian, biarlah tim ITS yang menyampaikan. Mereka yang meneliti, mereka yang lebih punya hak untuk mempublikasikan,” kata Akbar. [pur/ito]