Reporter: Edy Purnomo
blokTuban.com - Tradisi unik dilakukan warga Desa Gesikharjo, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban, bersamaan dengan momen ketupat lebaran. Warga di desa pesisir tersebut hari ini, Rabu (13/7/2016), menggelar acara mandi bersama di pantai setempat.
Mulai dari warga berusia lanjut sampai Balita terlihat riuh di kawasan pantai Asmoroqondi, Desa Gesikharjo. Kompak menceburkan badan ke laut, atau bermain pasir bagi perempuan yang mungkin sedang berhalangan. Momen langka itu, juga memantik muda dan mudi untuk mengabadikan menggunakan lensa.
"Setiap tahun memang kita dus-dusan (mandi) bersama di pantai, sejak saya masih kecil," kata Wahyu Fitrianingrum, yang terlihat asyik dengan teman-temannya di tepi pantai.
Masduki (52), salah satu warga menjelaskan, sebelum mandi mereka berkumpul dan membawa ketupat di Masjid. Usai santap ketupat bersama, tanpa dikomando warga langsung menuju pantai dan menceburkan diri bersama-sama.
Tradisi tersebut sudah dijalankan masyarakat setempat secara turun temurun. Belum diketahui kapan tradisi itu mulai dijalankan, yang jelas selalu mereka lakukan setiap setahun sekali. Tepatnya pada 7 hari setelah Shalat Idul Fitri atau sering disebut dengan lebaran ketupat.
Ada yang bilang, dengan menceburkan diri ke laut usai beribadah Ramadan dan Idul Fitri, merupakan simbol agar jiwa kembali bersih dan suci. Selain itu, agenda mandi bersama di pantai juga sebagai penguat silaturahmi antar warga. Tak jarang, orang dari luar Desa Gesiharjo ikut mandi bersama karena punya pertalian keluarga atau ikatan dengan warga setempat.
Selain itu ada beberapa kepercayaan yang tumbuh dimasyarakat. Konon tradisi yang dilakukan dekat dengan makam Syech Asmoroqondi ini bisa mengobati beberapa penyakit. Seperti rematik, encok, linu, dan beberapa penyakit kulit lain.
"Tidak jelas dimulai kapan, sejak dulu orang tua ya mengajaknya seperti itu dan pasti mengajak seluruh keluarga," jelas Masduki.
Keriuhan di pantai itu hari ini juga menarik minat pengguna jalan yang melintas. Kebetulan pantai Desa Gesikharjo berada tepat di pinggir Jalan Deandles, yang menghubungkan antara Kabupaten Tuban dengan Kabupaten Lamongan.
"Saya lihat ada apa kok ramai? ternyata sudah menjadi tradisi masyarakat yang menarik," kata Fauzi, warga asal Surabaya yang tertarik melihat tradisi unik warga. [pur/col]
