Reporter: Mochamad Nur Rofiq
blokTuban.com – Situs sosial budaya Petilasan Kedung Banteng terletak di petak 26 RPH Mulyoagung, BKPH Molyoagung, Perhutani KPH Parengan. Situs ini berbentuk makam atau petilasan dengan jumlah dua makam yang berada di bawah sebuah cungkup (rumah). Pemandangannya pun masih alami karena berada di kawasan hutan pinggir sungai. Dinding-dinding batu tampak menjulang tinggi menambah indahnya panorama menuju petilasan.
Menurut Pembina Yayasan Abdul Jabbar, Jazuli Ikhsan membenarkan, bahwa sejarah situs Petilasan Kedung Banteng memang memiliki hubungan historis dengan Mbah Abdul Jabbar. Ditempat itu dulunya merupakan markas Mbah Jabbar saat datang di Kota Tuban dan di situ pula tempat menyimpan benda-benda pusaka keraton dan perlengkapan persenjataan.
[Baca juga: Kedung Banteng, Makam Guru Mbah Jabbar (Bagian 1) ]
“Betul sekali bila Petilasan Makam Kedung Banteng ada kaitannya dengan Mbah Jabbar. Tempat tersebut juga sangat istimewa menyimpan hal yang luar biasa yaitu makam guru Mbah Jabbar yang bernama mbah Sanusi. Yangmana makam tersebut muncul bila ada momen penting saja, bila hari-hari biasa jarang bisa dijumpai,” jelas Jazuli kepada blokTuban.com.
lanjut Jazuli, Mbah Jabbar memiliki dua guru saat berjuang di wilayah Tuban, khususnya di daerah Singgahan. Guru mengajinya adalah Mbah Ganyong dan Mbah Sanusi adalah guru spiritualnya .
Situs Sosial Budaya tersebut, Mayarakat Guwoterus sering menyebutnya makam Mbah Buyut Banteng. Sampai saat ini, juga masih melestarikan situs tersebut. Masyarakat melindungi hutan wilayah itu sebagai penghormatan terhadap nilai-nilai budaya lokal
Terpisah, pemangku kebijakan hutan setempat mengatakan, selama ini perhutani belum pernah menyentuh situs budaya sosial Petilasan Kedung Banteng, yang merupakan asset hutan bila mana dikelola dengan baik.
“Selama 25 tahun terakhir, pihak perhutani belum pernah ada rencana pongembangan,” ungkap Suyono, Pembantu TU BKPH Mulyoagung.
Pantauan blokTuban.com dilapangan, sampai saat ini pun akses menuju lokasi masih bisa dibilang sulit, harus melewati medan terjal dan semak belukar yang rimbun.[rof/ito]