Sahur dan Langsung Tidur, Tidak Baik

Oleh: Moh. Roni Al Faqih*

Sebagai umat Muslim, sudah menjadi kewajiban ketika bulan Ramadan melaksanakan puasa satu bulan penuh, termasuk ketika memasuki 1437 Hijriah atau tahun 2016 ini. Yang terpenting, ketika melaksanakan puasa, kita telah menyiapkan fisik dan mental kuat agar ibadah tidak terganggu.

Berbicara tentang puasa, aktivitas pertama ketika dinihari adalah sahur. Makan di waktu dinihari sebelum salat Subuh itu sangat dianjurkan (Sunah Rosul) agar mampu melakukan rutinitas sehari-hari. Bangun sekitar pukul 03.00 WIB dinihari, terkadang menjadi tantangan tersendiri bagi orang yang menjalani Ibadah Puasa. Sebab waktu untuk sahur adalah waktu tidur yang masih cukup nikmat. Tapi, bagaimanapun caranya kita tetap harus bangun untuk makan sahur. Makan sahur sangat penting karena sumber energi untuk menjalani puasa seharian.

Tak jarang, setelah makan sahur mata cepat mengantuk dan langsung ingin tidur. Padahal hal itu cukup berbahaya untuk kesehatan, karena bisa mengganggu sistem kerja organ tubuh dalam mencerna makanan. Penting bagi kita untuk memberikan waktu bagi tubuh memproses terlebih dahulu asupan makanan yang masuk saat sahur, dan jika dipaksa untuk tidur bisa menyebabkan gangguan kesehatan yang serius, baik jangka pendek maupun panjang.

Infeksi Lambung dan Kanker
Ketika tidur, semua organ di dalam tubuh akan mengalami penurunan kinerja atau metabolismenya, seperti usus dan lambung akan lambat dalam mencerna makanan. Akibatnya, asupan yang dikonsumsi tidak tercerna dengan sempurna, dan bisa di “exploitasi” oleh bakteri-bakteri jahat.  Jika jumlah bakteri jahat di lambung dan usus lebih banyak, maka beresiko terjadinya infeksi lambung yang biasanya ditandai dengan gejala mual dan muntah.

Sifat bakteri jahat adalah anaerob (lack of O2), hasil metabolisme bakteri jahat penghasil zat asam nitrit yang sangat asam. Asam nitrit akan meningkatkan derajat keasaman dalam lambung (normal asam lambung 1,5-3,5), dan secara otomatis pada keseluruhan tubuh juga ikut meningkat. Jika sudah seperti itu, maka  akan membebani sistem metabolisme tubuh. Pada saat itulah, akan muncul atau dikeluarkan enzim pendorong terbentuknya senyawa karsinogen atau sel kanker.

Sebaliknya, bakteri baik akan meningkatkan antibiotika alami sebagai mekanisme tubuh untuk membantu keseimbangan asam lambung dan mukosa usus. Hal ini berdampak pada kinerja organ liver/hati. Liver bisa bekerja keras melawan racun dengan meningkatkan produksi sel darah putih (sebagai tentaranya tubuh) untuk melawan bakteri jahat.

Peningkatan Berat Badan
Tidak peduli berapa banyak makanan yang dimakan, berat badan bisa bertambah ketika setelah makan sahur langsung tidur. Sebab, tubuh tidak mempunyai kesempatan untuk membakar kalori/energi dari makanan yang dikonsumsi. Sebagian besar manusia mampu mempertahankan berat badannya dalam kurun waktu tertentu, ditentukan oleh keseimbangan input dan output energi. Artinya, energi yang masuk harus setara dengan energi yang dikeluarkan. Ketika keseimbangan energi terganggu, maka dapat menyebabkan berbagai masalah, seperti obesitas atau berat badan berlebih.

Berat tubuh manusia diatur oleh sistem yang kompleks. Ada dua hormon yang mempengaruhi dan memiliki peranan penting dalam regulasi asupan makanan, yaitu leptin dan grelin. Secara fisiologis, hormon leptin berperan dalam regulasi penurunan berat badan (Galland, 2011). Hormon leptin merupakan hormon yang disekresikan atau dihasilkan oleh jaringan adiposa (jaringan lemak) di perut, plasenta dan jantung (Klok et al, 2006). Hormon ini dapat dijadikan sebagai sinyal yang bisa distimulus oleh otak untuk mengetahui berapa banyak jumlah lemak dalam tubuh. Hormon leptin diregulasikan dalam metabolisme pemecahan lemak, sehingga bisa disimpulkan bahwa semakin meningkatnya metabolisme dalam tubuh, maka semakin meningkat pula hormon leptin untuk mengurai lemak dalam tubuh, begitu juga sebaliknya.

Heartburn dan Refluks Asam
Heartburn adalah sensasi terbakar yang menyakitkan di sekitar ulu hati hingga kerongkongan akibat refluks asam lambung. Ketika berbaring setelah makan, sistem pencernaan memang bekerja terlalu keras sehingga meningkatkan risiko refluks asam lambung yang bisa naik dari lambung sampai ke kerongkongan.

Selain itu juga bisa terjadi refluk asam. Hal itu berlangsung ketika katup antara perut dan esofagus tidak tertutup secara sempurna. Hal tersebut bisa terjadi ketika tubuh sedang berbaring. Akibatnya, asam dari lambung naik ke tenggorokan. Kondisi ini tentu membahayakan, terutama bagi penderita maag. Oleh karena itu, organ perlu diberi ruang sebentar agar bisa mengolah makanan dengan baik dan tepat.

Seperti diketahui, tidur memang salah satu ibadah dalam berpuasa. Karena, jika tidak ada kegiatan positif yang bisa dilakukan dan untuk menghindari hal negatif, maka tidur bisa menjadi alternatif pilihan. Tidur juga bisa meminimalisir pengeluaran energi yang berlebih. Namun, alangkah lebih baiknya kita tidak tidur sesaat setelah sahur. Lawan kantuk dengan kegiatan yang positif dan dapat menambah pahala, seperti bertadarus/mengaji, berdzikir, membaca buku, dan lain sebagainya. Kalaupun telah mengantuk cukup berat, diusahakan setelah dua jam pasca makan sahur, sebab pada saat itulah makanan yang dikonsumsi bisa di jadikan energi. [mad]

*Penulis: Dosen Prodi S1 Keperawatan, STIKes ICSADA Bojonegoro (Kampus Ungu)