Reporter: --
blokTuban.com - Selain tidak ada lagi karir dan pekerjaan rutin, kematian orang yang dicintai, kesendirian, masalah medis, juga dapat menyebabkan depresi di kalangan usia senior.
Depresi membuat orang tidak lagi dapat menikmati hidup seperti dulu. Hal ini juga berdampak pada energi Anda, pola tidur, nafsu makan, dan kesehatan fisik.
Namun, depresi bukan merupakan bagian tak terelakkan dari penuaan. Ada banyak langkah yang dapat diambil untuk mengatasi gejalanya.
Tanda dan gejala depresi pada orang tua
Menyadari depresi di kalangan orang tua adalah langkah pertama yang bisa dilakukan oleh orang yang lebih muda, untuk menolong mereka. Inilah gejala depresi yang umum terjadi pada orang tua.
- Kesedihan
- Kelelahan
- Kehilangan minat pada hobi atau hiburan yang menyenangkan lainnya
- Menarik diri dari kehidupan sosial
- Penurunan berat badan atau kehilangan nafsu makan
- Gangguan tidur (sulit tidur atau sebaliknya terlalu banyak tidur)
- Kehilangan harga diri (khawatir menjadi beban, perasaan tidak berharga, membenci diri sendiri)
- Peningkatan penggunaan alkohol atau obat-obatan lain
- Fiksasi kematian; pikiran atau usaha bunuh diri
Depresi tanpa kesedihan
Biasanya, depresi dan kesedihan saling terkait erat. Namun, banyak orang tua yang depresi mengaku tidak merasa sedih sama sekali. Mereka mungkin mengeluh, bermotivasi rendah, kekurangan energi, atau mengalami masalah fisik seperti arthritis atau sakit kepala yang terus memburuk.
Orang tua sering menyangkal perasaan sedih atau depresi yang mereka alami. Berikut adalah petunjuk untuk mencaritahu kebenarannya. Orangtua yang depresi berat sering mengalami:
- Rasa nyeri yang tidak jelas sebabnya
- Putus asa atau tak berdaya
- Merasa sering cemas dan khawatir
- Mengalami masalah memori
- Kurangnya motivasi dan energi
- Gerakan melambat dan sering ngomel atau mengoceh
- Sifat lekas marah
- Kehilangan minat dalam bersosialisasi dan melakukan hobi
- Mengabaikan perawatan pribadi (melewatkan makan, lupa minum obat, mengabaikan kebersihan pribadi)
Mengatasi depresi pada orang tua
Depresi bukanlah tanda kelemahan atau cacat karakter. Hal ini dapat terjadi pada siapa saja, pada usia berapa pun, tidak peduli latar belakang atau prestasi seseorang sebelumnya. Orang yang lebih muda harus sadar, tak peduli usia 18 atau 60 atau 80, tak seorang pun harus hidup dengan keadaan depresi.
Orang muda, sering menganggap bahwa orang tua tak lagi bisa memelajari keterampilan baru, sakit-sakita sehingga dilarang melakukan banyak aktivitas. Terus terang saja, ini semua hanyalah mitos!
Bahkan, menurut dosen Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang, Diantini Ida Viatrie, S.Psi, M.Si, larangan beraktivitas dan bersosialisi bagi orang tua, justru bisa memicu depresi itu sendiri.
Karena itu, doronglah orang tua agar tetap punya kegiatan dan berkumpul bersama teman-temannya. Konkretnya, Anda bisa mencegah dan membantu mengatasi depresi orang tua Anda dengan mendorongnya melakukan:
1. Olahraga. Aktivitas fisik sesuai kemampuan memiliki efek yang kuat untuk meningkatkan suasana hati. Bahkan, penelitian menunjukkan mungkin sama efektifnya dengan obat antidepresan.
2. Berhubungan dengan orang lain, bertemu langsung bila memungkinkan. Mendapatkan dukungan dari orang lain, memainkan peran besar dalam mengangkat kabut depresi. Mulailah bergabung dengan kelompok pendukung untuk depresi, klub buku, atau kelompok hobi dan minat lainnya.
3. Tidur yang cukup. Bila Anda tidak mendapatkan cukup tidur, gejala depresi Anda bisa lebih buruk. Tidurlah tujuh sampai sembilan jam setiap malam.
4. Mempertahankan pola makan yang sehat. Hindari makan terlalu banyak gula dan junk food. Memilih makanan sehat yang memberikan nutrisi dan energi, dan mengonsumsi multivitamin setiap hari.
5. Jadi sukarelawan. Membantu orang lain adalah salah satu cara terbaik untuk merasa lebih baik tentang diri sendiri dan dapat memperluas jaringan sosial orang tua.
6. Belajar keterampilan baru. Biarkan orang tua memilih keterampilan apa yang dia sukai dan mampu lakukan.
7. Selalu bercanda dan tertawa. Tertawa memberikan dorongan suasana hati. Bertukar cerita lucu dan lelucon dengan keluarga dan teman, menonton film komedi, atau membaca buku yang lucu. [col]
Sumber: kompas.com