Reporter: Dwi Rahayu
blokTuban.com - Sistem Resi Gudang (SRG) atau pengering dan penyimpanan gabah dan jagung yang dimiliki Pemerintah Kabupaten Tuban keberadaannya belum maksimal. Pasalnya mesin drier atau pengering yang digunakan saat ini belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat, khususnya petani.
Kepala Bidang Perdagangan Dinas Perekonomian dan Pariwisata (Disperpar), Bhismo S Adji mengatakan pihaknya mengalami kesulitan dengan pelaksanaan di lapangan. Di dalam SRG, mesin drier atau pengering gabah dan jagung kerap menghambat kinerja.
"Mesin dari Jepang ini untuk gabah dan jagung setengah kering. Kalau di sini gabah masih basah dari sawah dan membutuhkan waktu lama untuk pengeringan," kata Bhismo kepada blokTuban.com.
Penggunaan drier di sini berbeda, lanjut Bhismo, musim panen awal terjadi di musim penghujan sehingga kerja mesin dua kali lipat. Terlebih, pengadaan SRG yang menelan dana sekitar Rp6 miliar tersebut, belum optimal digunakan mengeringkan jagung.
"Kami ke depan akan melakukan studi banding, supaya alat drier bisa untuk jagung dan gabah," kata Bhismo menambahkan. [dwi/col]