Reporter: Khoirul Huda
blokTuban.com - Kerajinan tungku (pawon) yang dibuat dari tanah liat yang digeluti oleh beberapa warga Dusun Ledokasri, Desa Grabagan, Kecamatan Grabagan, Kabupaten Tuban saat ini terkendala oleh musim penghujan.
Dikarenakan, untuk memperoleh tungku yang maksimal, pengeringan dibutuhkan waktu yang cukup. Seperti halnya saat musim kemarau tungku bisa kering maksimal dengan rentan waktu sekitar satu minggu.
Namun apabila musim penghujan seperti yang saat ini tengah berlangsung, proses penjemuran untuk memperoleh hasil yang maksimal harus memakan waktu sampai setengah bulan. Selain itu saat musim penghujan bahan baku yang diambil dari ladang milik para pengrajin sendiri aksesnya juga sulit.
Salah satu pengrajin tungku, Lumaji (50) mengaku pengambilan bahan baku yakni tanah latrid (Lempung) ini diambil waktu musim kemarau dengan sebanyak-banyaknya agar bisa mencapai hingga musim penghujan seperti saat ini.
"Untuk bahan bakunya saya ambil dari ladang waktu musim kemarau lalu, karena lokasinya jauh dan jalanya hanya setapak sehingga saat musim kemarau ambil bahanya langsung banyak," ungkap Lumaji kepada blokTuban.com
Masih kata Lumaji, Adapun untuk memenuhi pemesanan dibulan ini para pengrajin mengalami ketelatan untuk melayani para pembeli dari luar Kecamatan. Padahal di Dusun Ledokasri ini telah ada sekitar lima pengrajin.
Tidak adanya panas waktu musim kemarau menjadikan Tungku tidak kering dengan maksimal, sehingga hal tersebut menjadi kendala utama bagi para pengrajin Tungku "Kalau musim penghujan penjemuran memakan waktu yang cukup lama, sehingga mengalami ketelatan untuk melayani pemasaran," imbuhnya.[hud/ito]