Reporter: Dwi Rahayu
blokTuban.com - Peristiwa rubuhnya tambang kumbung di Desa Prunggahan Kulon, Kecamatan Semanding kerap terjadi belakangan ini. Adanya hal demikian, kepala desa setempat, Darko, mengimbau masyarakat untuk berhati-hati.
Dari data yang dihimpun blokTuban.com, luas area lahan yang dijadikan tambang mencapai belasan hektar. Dalam satu pekan belakangan ini, dua kali runtuhan terjadi di lokasi yang sama, tepatnya di Dusun Telogopule.
"Di Desa Prunggahan Kulon kurang lebih ada 16 hektar, kawasan yang dijadikan tambang batu kumbung," kata Kepala Desa Prunggahan Kulon, Darko.
Sebagian kawasan Desa Prunggahan Kulon, Kecamatan Semanding meruapakan area karst atau berbatu kumbung. Menurut slentingan (desas-desus) warga sekitar, sudah puluhan tahun tambang kumbung beroperasi di sini. Terhitung sejak tahun 1985. Sedangkan untuk alat serkel atau pemotong kumbung bertenaga mesin, sejak lima tahun terakhir ini mulai digunakan.
Ratusan warga menggantungkan perekonomian dari tambang kumbung. "Tiap hari penghasilan warga didapat dari pembagian hasil. Yaitu antara pemilik tanah, pemilik alat, pekerja dan pengangkut kumbung. Rata-rata setiap hari pendapatan warga Rp200.000," kata penduduk setempat, Cipto.
Selama ini, tambang kumbung berlaku sistem kontrak. Apabila terjadi runtuhan di beberapa titik, mereka akan pindah lokasi, kemudian menciptakan lubang hingga kedalaman 50 meter pada dinding kumbung. [dwi/rom]
*Foto reruntuhan tambang batu kumbung