Reporter: Ikhsanul Yazid
blokTuban.com - Musim panen padi di Kecamatan Singgahan atau tepatnya di Desa Jojokan bisa dibilang memuaskan karena selain hasil panen yang meningkat harga gabah pun mahal.
Mulyadi (55) salah satu petani Desa Jojokan, Kecamatan Singgahan mengatakan hasil panen awal tahun ini sangat bagus di banding tahun sebelumnya. Hal itu karena tanaman padi yang subur sejak awal penanaman, selain itu juga tak ditumbuhi rumput.
"Karena faktor itu tanaman padi berkembang dengan baik sampai musim panen. Selain itu kebutuhan air untuk sawah atau ladang padi terpenuhi serta musim ini tidak ada hama padi yang menyerang tanaman," ujarnya.
Mulyadi menambahkan hasil padi bulan ini naik yang biasanya saat panen hanya 7 kuintal, panen kali ini mencapai 9 kuintal. Tak hanya itu, dia juga mengaku senang karena harga gabah saat ini mahal. Harga gabah yang semula Rp3.700 per kilogram kini dipatok menjadi Rp4.700 per kilogram.
"Untuk musim ini harganya terhitung tinggi, penyebab utamanya Karena petani daerah lain tidak bisa menanam padi. Alasannya karena saat musim tanam tiba bertepatan dengan kemarau sehingga ladang ditanami jagung atau palawija yang tidak banyak membutuhkan air," imbuhnya.
Padi yang sudah siap panen langsung dijual ke pedagang (ditebas) yang ada di sekitar daerah Singgahan atau dari luar daerah. Akan tetapi tak jarang petani mengeringkan dan menggilingnya terlebih dahulu baru dijual berupa beras.
"Kalau saya langsung menjualnya Karena tidak mau ambil risiko hujan saat pengeringan padi," ungkap Sumini yang juga petani di Desa Jojokan saat ditemui bloktuban.com.
Sumini menambahkan, selain memuaskan, petani setempat juga bisa menggarap lahan langsung karena memang sekarang bertepatan dengan musim penghujan kebutuhan akan air yang merupakan kebutuhan pokok tanaman padi bisa terpenuhi.[nul/col]