Reporter: Ikhsanul Yazid
blokTuban.com - Forum Komunikasi Mahasiswa Bangilan (FKMB) mementaskan naskah adaptasi dari roman "Arus Balik", karya sastrawan gaek, Pramoedya Ananta Toer, malam ini di Gedung Serbaguna Bangilan, Sabtu (16/1/2016).
Arus Balik, adalah roman sejarah dengan setting Kabupaten Tuban yang mengisahkan tentang Wiranggaleng dan Idayu, pasangan dari desa pedalaman Tuban yang ikut terseret memperjuangkan Tuban dari masuknya Peranggia (Portugis) ke Nusantara melalui pelabuhan Tuban.
Sutradara sekaligus penulis naskah, Linda Tria Sumarno (32), beralasan mengadaptasi roman ini menjadi naskah teater untuk dipentaskan karena beberapa faktor. Di antaranya ada kemiripan kondisi sosial, ekonomi, politik, antara Tuban yang digambarkan di roman Arus Balik dengan kondisi di Tuban atau Indonesia saat ini.
"Selain itu, tujuan dari pementasan ini adalah adanya keinginan agar remaja di Bangilan lebih berani menyalurkan bakat mereka di bidang seni," jelas Linda, ketika ditemui usai pementasan.
Mementaskan naskah ini, tampaknya bukan perkara mudah bagi FKMB. Selain harus berproses selama tiga bulan, mereka juga harus mempergunakan peralatan sederhana dan seadanya. Sebab, sumber dana mereka terbatas dan hanya mengandalkan donasi dari sumbangan warga sekitar.
"Tetapi ini tidak menyurutkan niat kami untuk berproses, dan berharap ini bisa menjadikan masyarakat atau pemerintah untuk melihat dan ikut membantu karya seni yang masih terabaikan," terang Linda.
Pantauan blokTuban.com, pementasan ini mendapat apresiasi positif dari penonton. Tidak hanya berasal dari masyarakat luas, tapi juga menarik minat tokoh pendidikan, pelajar, sampai mahasiswa yang ada di Kecamatan Bangilan dan sekitarnya.
Salah satu penonton, Leli (18), mengaku cukup tertarik dengan pementasan ini. Terlebih bisa mendapatkan referensi baru mengenai proses kesenian.
"Pementasan drama teater ini tidak membosankan, selain itu ini juga bisa menjadi alternatif mengisi malam minggu," jelas Leli. [nul/col]