Reporter: Khoirul Huda
blokTuban.com - Pagi ini, terik matahari tak secerah biasanya. Sepanjang Jalan Raya Kerek-Montong masih lengang, tak banyak kendaraan berlalu-lalang. Dari kejauhan, ketika sampai di Desa Jarorejo, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban tampak dua perempuan tua berjalan membungkuk, terbebani dengan apa yang mereka gendong di punggungnya. Raut muka lelah dan letih terlihat dari mimik wajah mereka.
Saat blokTuban.com menghampiri, keduanya tersenyum ramah seraya memperkenalkan diri bernama Tarsimah dan Tumpok. Mereka mengaku sudah sejak lama mencari daun jati untuk dijual kepada beberapa penjual nasi dan penjual ikan di pasar.
Tarsimah (55) mulai mengisahkan, setiap hari mereka berdua mendapatkan dua gulung daun jati berukuran besar. Mereka mematok harga Rp25.000 untuk setiap gulungnya. Daun jati yang mereka jual, mereka dapatkan dari hutan yang ditempuh dengan berjalan kaki hingga sekitar 1 kilometer dari rumah mereka.
"Daun ini saya jual selakunya, tapi biasanya dihargai Rp25.000," ujarnya.
Daun jati yang dicari dari hutan itu menjadi penghasilan pokok kedua orang tua tersebut. Saat awal musim seperti saat ini, mereka merasa lega hanya berjalan sekitar 1 kilometer, apabila musim kemarau mereka akan mencari daun jati di hutan yang lebih jauh.
Pencari daun yang lain Tumpok (57) mengaku, dia mencari daun jati di hutan sejak lama sampai lupa dari tahun berapa pastinya. Setiap kali pergi ke hutan dia membawa beberapa peralatan yang dibutuhkan.
"Kalau setiap berangkat ke hutan peralatan yang dibawa banyak seperti pisau, getek dan tali," tambahnya kepada blokTuban.com. [hud/col]
Dengan Daun Jati, Penuhi Kebutuhan Sehari-hari
5 Comments
1.230x view