Kesenian dan Leluhur Desa Merkawang Tambakboyo Tuban

Penulis : Nurul Mu’affah

blokTuban.com - Berbicara mengenai asal-muasal suatu daerah, tak dipungkiri hampir setiap daerah memiliki cerita asal-usulnya, termasuk halnya Desa Merkawang yang terletak di Kecamatan Tambakboyo, Kabupaten Tuban, Sabtu (2/12/2023). 

Desa Merkawang memiliki daerah seluas 497,00 Ha dengan penduduk sebanyak kurang lebih 2.424 jiwa yang terbagi dalam dua dusun yakni Dusun Merkawang dan Dusun Kademangan.

Adapun terkait sejarah asal-usul Desa Merkawang, menurut keterangan Ahmad Wahib, Kepala Desa Merkawang, penamaan Desa Merkawang berasal dari kata “Murkawang.” Mur artinya sumur dan kawang dari kata kowangan.

“Jadi Desa Merkawang itu berasal dari kata “Murkawang. Suatu ketika zaman dahulu kala itu ada orang mencari kayu dia memakai alat namanya perkul untuk digunakan didalam pencarian kayu tersebut, ternyata perkulnya itu copot dari danganannya, kemudian perkulnya itu mencelat dan jatuhlah yang tidak diketahui (menimbulkan bunyi) blung, gitu dan itu membuat kowangan, kowang. Ternyata setelah dicari itu ada sumurnya. Sampailah kemudian dikatakan “mur” karena dari sumur dan kowang itu tadi.” Jelasnya kepada bloktuban.com

Diceritakan, pada zaman dahulu, terdapat seorang priyayi yang hendak mencari kayu menggunakan alat bernama perkul. Namun tak disengaja perkul yang digunakan untuk mencari kayu tersebut terlepas kemudian mencelat dan jatuh, sehingga menimbulkan bunyi “blung” dan membuat sebuah “kowangan” yang terdengar cukup keras. 

Priyayi tersebut kemudian mencari dan tak disengaja lagi ia menemukan sebuah sumur yang dinamakan Sumur Awang. Dari peristiwa itulah yang menjadi sejarah asal-muasal penamaan Desa Merkawang. 

Ahmad Wahib juga menambahkan bahwa Desa Merkawang pada masa dahulu merupakan salah satu dari dua daerah kedemangan yang ada di Kecamatan Tambakboyo, yang mana pada saat itu daerah Kedemangan Merkawang  dipimpin oleh Ki Demang Kawang.

Adapun mengenai sesepuh desa, di desa ini terdapat dua tokoh leluhur yang dikenal menjadi sesepuh Desa Merkawang yakni Syekh Maulana Ishaq dan Nyai Buyut Mayang Sari. 

Maysarakat Desa Merkawang rutin mengadakan acara sedekah bumi di dua makam tersebut setiap tahunnya di Bulan Rajab, tepatnya di hari Kamis Pahing (Makam Syekh Maulana Ishaq) dan Senin Legi ( Makam Nyai Buyut Mayang Sari).

Di sisi lain, letaknya yang strategis berada di dekat industri membuat masyarakat Desa Merkawang tak hanya bekerja sebagai petani, manun sebagian besar juga bekerja sebagai buruh pabrik.

Desa Merkawang juga memiliki kesenian tradisional bernama Tanjidor. Tanjidor merupakan musik atau orkes tradisional yang biasanya dimainkan secara berkelompok dengan menggunakan alat musik berat, terutama alat musik tiup. Kesenian ini biasa ditampilkan di acara pernikahan maupun khitan. [Rul/Ali]