Desa Dasin Tambakboyo Tuban Jadi Wilayah Pelarian Prajurit Kesultanan Pajang

Penulis : Nurul Mu’affah

blokTuban.com - Setiap daerah pasti memiliki cerita sejarahnya masing-masing, demikian halnya dengan Desa Dasin, Sabtu (2/12/2023). 

Berbatasan dengan Desa Tambakboyo di sebelah Utara, Desa Dasin merupakan sebuah desa yang masuk ke dalam wilayah Kecamatan Tambakboyo, Kabupaten Tuban. Desa seluas 792 Ha ini memiliki penduduk sebanyak 3.552 jiwa yang tersebar di dua dusun, yakni Dusun Pesantren dan Dusun Karangrejo.

Dikutip dari profil Desa Dasin, sejarah asal-muasal Desa Dasin berawal pada pertengahan Abad ke-19 yakni pasca terjadinya Perang Pajang. Diceritakan pada masa itu banyak bangsawan dan prajurit kerajaan yang melarikan diri dari kerajaan akibat perang saudara. Salah satunya adalah Raden Untung yang melarikan diri karena terjadinya Perang Pajang, diketahui salah satu daerah pelariannya adalah Tuban.

Dalam perjalanannya menuju ke Tuban, beliau berhenti untuk beristirahat sebelum sampai di wilayah Tuban. Di daerah peristirahatannya tersebut, beliau melihat banyak orang mati berserakan (yang dalam istilah Jawa disebut “Bathang”), bangkai-bangkai manusia tersebut banyak bagian tubuhnya hilang tersisa kepalanya (dalam istilah Jawa disebut “ndas”) dan berbau anyir yang menyengat (atau dalam istilah Jawanya “Basin”). 

Sehingga oleh salah satu Prajurit Kesultanan Pajang bernama Raden Untung, di wilayah tersebut beliau bersumpah dan berucap “Nak ono rejane jaman, wilayah iki dijenengno NDASEN atau Dasin” yang artinya kepala yang berbau basin atau anyir. Hal ini untuk mengenang peristiwa tersebut dan menandai daerah tersebut akhirnya para bangsawan tersebut menamai daerah tersebut dengan Daerah NDASEN atau Dasin. 

Di sisi lain, terkait mata pencaharian warga, masyarakat Desa Dasin mayoritas bekerja sebagai petani. Tak hanya itu, masyarakat Desa Dasin juga memiliki tradisi manganan atau sedekah bumi yang rutin diadakan setiap tahunnya di bulan Suro.

Tikno, Sekretaris Desa Dasin menambahkan bahwa di Desa Dasin juga terdapat makam seorang WaliAllah bernama Abdullah yang berlokasi di Dusun Pesantren, Desa Dasin. 

Meskipun belum diketahui secara pasti terkait WaliAllah tersebut, namun Tikno menjelaskan bahwa WaliAllah tersebut merupakan seorang santri yang menyebarkan agama Islam di Desa Dasin. Di makam tersebut juga rutin diadakan acara haul setiap tahunnya pada Bulan Rajab.

Adapun mengenai produk unggulan, di Desa Dasin terkenal akan olahan triping dari ketela pohon. Triping merupakan makanan ringan berjenis keripik yang terbuat dari ketela pohon yang di iris tipis kemudian digoreng.

“Produk unggulannya ada, triping (keripik) dari ketela pohon,” jawab Tikno.

Selain itu, di Desa Dasin juga terdapat beberapa kesenian yang masih ada hingga saat ini seperti kesenian musik jedhor, samproh dan Thak-thakan.

“Kesenian religi ya samproh ada, jedhoran ada. Thak-thakan itu ada beberapa regu, (Thak-thakan) Setan Alas, (Thak-thakan) Barongan,” jelas Tikno. [Rul/Ali]