Berdoa Diunggah di Media Sosial, Bagaimana Islam Menanggapinya?

Oleh: Dwi Rahayu

blokTuban.com - Adanya perkembangan teknologi dan kemudahan mengaksesnya terkadang dijadikan media sosial sarana untuk memanjatkan doa. Bagaimana semestinya hukum berdoa melalui postingan di media sosial?

Dari Nu’man bin Basyir, (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Rasulullah saw bersabda, sesungguhnya doa itu adalah ibadah, kemudian beliau membaca ayat “Dan Tuhanmu berfirman, berdoalah pada-Ku niscaya akan Kuperkenankan bagimu ijabah (al-Ghafir (40): 60)” (H.R. Ashab as-Sunan dan al-Hakim)

Berdoa menunjukkan sikap seorang Muslim berserah diri kepada Allah. Orang berdoa secara otomatis ia sedang melakukan sebuah ibadah. 

Mengenai hal ini, sebaiknya dilihat terlebih dahulu niat dari orang yang berdoa tersebut. Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “Sesungguhnya amalan itu tergantung pada niatnya, dan sesungguhnya amalan seseorang itu akan dibalas sesuai dengan apa yang ia niatkan.”(Muttafaqun ‘alaihi).

Sementara itu di satu sisi Rasul juga memperingatkan para sahabat akan bahayanya riya ketika ibadah.  Dari Mahmud bin Labid, Rasulullah SAW bersabda yang artinya;

“Sesungguhnya yang paling ditakutkan dari apa yang saya takutkan menimpa kalian adalah asy syirkul ashghar (syirik kecil), maka para shahabat bertanya, apa yang dimaksud dengan asy syirkul ashghar? Beliau shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab: “Ar Riya’.”

Alangkah baiknya jika berdoa dengan lemah lembut tanpa diketahui siapa pun. Sebagaimana Firman Allah:

ٱدْعُوا۟ رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً ۚ إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ ٱلْمُعْتَدِينَ

Artinya: “Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (Q. S. Al A’raaf: 55)

Syekh M Ibrahim Al-Baijur, seperti dikutip dari NU Online, mengedepankan adab dalam berdoa. Beliau menganjurkan orang yang berdoa untuk memanfaatkan waktu-waktu ijabah di mana pintu langit dibuka.

 ÙˆÙ…Ù† آدابه أن يتحرى الأوقات الفاضلة كان يدعو في السجود وعند الأذان والإقامة ومنها تقديم الوضوء والصلاة واستقبال القبلة ورفع الأيادي إلى جهة السماء وتقديم التوبة والاعتراف بالذنب والإخلاص وافتتاحه بالحمد والصلاة على النبي صلى الله عليه وسلم وختمه بها وجعلها في وسطه أيضا 

Artinya: Salah satu adabnya adalah menggunakan waktu-waktu yang utama, yaitu berdoa saat sujud, berdoa saat jeda antara azan dan iqamah. Salah satu adabnya lagi adalah bersuci terlebih dahulu, shalat, menghadap kiblat, mengangkat kedua tangan ke arah langit, bertobat terlebih dahulu, pengakuan dosa terlebih dahulu, ikhlas dalam berdoa, membuka doa dengan tahmid dan shalawat nabi, mengakhiri doa dengan shalawat nabi, dan juga membaca shalawat nabi di tengah doa (Syekh M Ibrahim Al-Baijuri, Tuhfatul Murid ala Jauharatit Tauhid, [Indonesia, Daru Ihyail Kutubil Arabiyyah: tanpa catatan tahun] halaman 92).

Secara ringkas, adab dan tata cara berdoa dapat dipaparkan berikut ini:

1. Memakan yang halal.

2. Meyakini ijabah doanya.

3. Menjaga hati agar tidak lalai saat berdoa. 

4. Tidak meminta sesuatu yang mengandung dosa.

5. Tidak meminta sesuatu yang dapat memutuskan silaturahmi. 

6. Tidak meminta sesuatu yang dapat menyia-nyiakan hak umat Islam. 

7. Tidak meminta sesuatu yang mustahil secara umum. 

8. Memanfaatkan waktu-waktu yang afdhal dalam berdoa, yaitu waktu sujud dan waktu jeda antara azan dan iqamah. 

9. Wudhu dan shalat terlebih dahulu sebelum berdoa. 10.Menghadap kiblat dan mengangkat tangan saat berdoa. 

11. Tobat dan mengakui dosa terlebih dahulu sebelum berdoa. 

12. Ikhlas dalam berdoa. 

13. Membuka doa dengan tahmid dan shalawat nabi. 

14. Mengakhirinya dengan shalawat nabi.

15. Membaca shalawat nabi di tengah doa. 

 

Temukan konten blokTuban.com menarik lainnya di GOOGLE NEWS