Kisah Ikan dan Sendang Lanang di Desa Cekalang Soko Tuban

Penulis : Leonita Ferdyana Harris

blokTuban.comCekalang merupakan salah satu desa yang tergabung dalam Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban. Diambil dari data RPJM dan Website profil desa, desa ini dihuni oleh 2000-an penduduk yang terbagi menjadi 1 dusun dengan 2 RW dan 14 RT dimana mayoritas pekerjaan merupakan seorang petani.

Di sebelah barat, desa ini berbatasan dengan Desa Njati, sebelah timur dan sebelah selatan dengan Desa Prambonganyang, sementara sebelah utara berbatasan dengan Desa Tluwe, Senin (27/11/2023).

Terkenal dengan kemajuan koperasinya di tingkat provinsi Jawa Timur, Cekalang mempunyai 2 titik sakral yang digunakan sebagai lokasi utama kegiatan sedekah bumi/manganan.  

Kedua tempat tersebut merupakan Sendang Lanang dan Sendang Wadon. Kedua sendang tersebut merupakan sendang utama yang menjadi sumber pemenuhan kebutuhan penduduk seperti minum, mandi, irigasi sawah, dan lain-lain.

Keberadaan Sendang Lanang memiliki makna tersendiri bagi penduduk desa. Di mana nama Cekalang pun diambil dari salah satu ikan penghuni sendang bernama Ikan Dele’ dalam bahasa Melayu atau dalam bahasa Indonesia artinya Cekalang. 

Ikan tersebut dianggap keramat oleh penduduk sehingga tidak ada yang berani menangkap meskipun komoditasnya banyak dan belimpah.

“Dulu, sekitar tahun 1980-1990, ikan cekalang yang besarnya seukuran kaki saya, besar sekali masih sering terlihat, asli, saya tau sendiri. Tapi sekarang, lambat laun, ikannya bisa dibilang punah dan tidak ada lagi,” ujar Parkun (46) selaku kasi pemerintahan desa setempat.

Dikisahkan pula, Desa Cekalang dahulunya merupakan sebuah rawa dengan sumber mata air besar. Namun, dengan karomah para pendiri desa, dipercaya sumber mata air tersebut ditutup dengan menggunakan sapu lidi dan papan kayu jati sehingga kemudian rawa tersebut dapat menjadi daratan yang saat ini sudah dijadikan pemukiman penduduk. Kisah ini dibuktikan dengan adanya banyak penemuan lidi di dasar sendag lanang saat proses pembuatan sumur untuk warga.

“Awalnya, pemukiman warga tidak di lokasi ini. Sedikit ke barat. Karena dulu lokasi ini ikan rawa, penuh air dan bukan daratan. Tapi karena modernisasi dan kepadatan penduduk, akhirnya sampai ke sini dan bagian barat di kosongkan. Memang belum ada penelitian yang pasti untuk membuktikan validitasnya tapi ada banyak kayak batu bekas bangunan, alat-alat rumah tangga, dan sebagainya,” Tambah Parkun.

Meskipun tergolong desa kalangan menengah, Cekalang rupanya pernah menjadi kiblat utama perekonomian dengan koperasi di Indonesia. 

Beberapa perwakilan koperasi per daerah seperti Malang, Tulungagung, bahkan pernah melaksanakan kegiatan study banding di koprasi Desa Cekalang karena kredibilitasnya yang terbaik di Provinsi Jawa Timur.

Selain itu, Desa Cekalang juga memiliki keunggulan di komoditas tembakau yang telah dipasarkan ke seluruh Indonesia.[Leo/Ali]