Kisah Joko Kap, Kades Pertama Desa Kedungharjo Tuban

Reporter : Leonita Ferdyana Harris

blokTuban.comDesa Kedungharjo merupakan sebuah desa yang terletak di Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban. Memiliki luas 281 Ha, desa ini berbatasan dengan Desa Simorejo di sebelah utara, Desa Tegalrejo di sebelah timur, Bengawan Solo di sebelah selatan dan Desa Tegalsari di sebelah barat.

Terbagi menjadi 2 dusun, Kedungharjo dihuni oleh kurang lebih 2500-an penduduk tercatat dengan mayoritas pekerjaan adalah bertani. Kedua dusun tersebut ialah Dusun Tanggar dan Dusun Kedung.

Kedua dusun tersebut memiliki sejarah yang berkaitan kuat dengan seorang tokoh bernama Joko Kap. Beliau ini merupakan seorang kepala desa pertama Desa Kedungharjo, Selasa (31/10/2023).

Sejarah Desa Kedungharjo sendiri hanya diwariskan dari mulut ke mulut secara turun temurun sejak dulu, sehingga belum bisa dipastikan secara pasti kebenarannya.

Menurut Buku RPJM Desa Kedungharo Tahun 2023-2028 yang diteliti oleh para sesepuh desa, diceritakan sejarah Desa Kedungharjo pertama kali didirikan oleh seorang kepala desa bernama Joko Kap berbarengan dengan beberapa warga.

Dulunya, wilayah desa ini merupakan hamparan lahan kedung dan belukar yang angker serta dikelilingi oleh pepohohan bambu rimbun. Kemudian Joko Kap beserta beberapa penduduk mulai membabat alas tersebut dan mendirikan pemukiman hingga menjadi lahan pemukiman yang luas dan ramai.

Peristiwa tersebut kemudian oleh Joko Kap dijadikan sebagai tonggak sejarah untuk memberikan penamaan terhadap dua pedukuhan yang ada yaitu Dusun Kedung yang artinya palung (tempat genangan air yang dalam) dan Dusun Tanggar yang artinya tanah sangar (angker) menjadi sebuah lahan ladang luas.

Dari kedua pedukuhan tersebut maka dibentuklah pedesaan yang dinamai “Kedungarjo” dengan maksud kedung dan tanggar yang rejo/ramai oleh penduduk. Tanggar yang rejo sendiri juga dimaknai sebagai sebuah doa artinya pedesaan yang ramai, rukun, saling menghormati, guyup, dan saling membantu satu sama lain dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat menciptakan kedamaian dalam kehidupan bermasyarakat.

Udi (41) selaku sekdes menambahkan cerita tentang terbentuknya desanya. Dikatakan, nama desa ini harus melewati 3 fase perpindahan jabatan hingga kemudian kukuh menjadi Kedungharjo.

“Pada awal-awal berdiri, masih menjadi 2 pedukuhan. Oleh kades pertama kemudian disatukan dan diberi nama Kedungarjo. Terus karena situasi sedang sulit terjadilah perubahan kepemimpinan. Baru di kepemimpinan kades ketiga ini, nama desa Kedungharjo terbentuk dan awet sampai sekarang,” ujarnya ketika diwawancarai blokTuban.com.

Joko Kap sendiri berhenti menjabat sebagai kepala desa di tahun 1924 dan digantikan oleh Rante. Saat itu, kondisi Indonesia sedang tidak stabil karena penjajahan dimana-mana sehingga krisis pangan terjadi dan diangkatlah Rante sebagai salah satu penduduk yang kaya sebagai kepala desa.

Setelah masa kepemimpinan Rante berakhir dan digantikan oleh Suratman di 18 september tahun 1944, saat itulah nama Kedungarjo digantikan menjadi Kedungharjo sampai saat ini. Atas sejarah itulah, tanggal 18 september pada akhirnya digunakan oleh penduduk menjadi tanggal peringatan hari jadi desa.

Dalam peringatannya biasanya warga mengadakan kegiatan pengajian dan hiburan kecil seperti tayub. Warga juga rutin melaksanakan kegiatan sedekah bumi/manganan di setiap tahunnya pasca panen raya dilaksanakan sebagai bentuk terimakasih penduduk terhadap Tuhan YME atas berkat rahmatnya. [Leo/Ali]