Kemarau Basah, Petani Tembakau Wanglu Wetan Pilih Istirahat

Reporter: Mochamad Nur Rofiq

blokTuban.com - Dampak musim kemarau yang dibarengi hujan, membuat para petani tembakau di Desa Wanglu Wetan, Kecamatan Senori, Kabupaten Tuban, Jawa Timur membiarkan sawahnya (bero) tak ditanami. Hal itu dikarenakan, petani takut dan enggan menanam tembakau. Tentu membuat para petani merugi.

Hal tersebut disampaiakan Muanam (39), salah satu petani tembakau asal Wanglu Wetan. Di tahun ini ia memilih untuk tidak bertanam tembakau karena musim yang tidak mendukung.

"Cuacanya tak menentu. Petani dibikin pekewuh (bingung), sehingga memilih jalan pasrah," ungkap Muanam ketika ditemui blokTuban.com di rumah yang tak jauh dari sawahnya, Sabtu (30/7/2016).

Ia juga menjelaskan, seharusnya bulan Juli seperti ini petani sudah hampir panen. Tetapi kenyataannya, sampai saat ini belum berani tanam. "Sawah saya biarkan kosong dan ditumbuhi rerumputan," tambah Muanam.

Senada diungkapkan Sarpin (57), petani yang sudah bertahun-tahun menyelami dunia pertanian tembakau. Ia mengaku, bahwa musim tanam tembakau di Desa Wanglu Wetan mengalami kemunduran masa tanam. Seharusnya bulan enam sudah tanam, tetapi hingga akhir Juli masih belum bisa ditanami.

"Fenomena seperti ini biasanya terjadi sewindu (delapan tahun) sekali. Istilahnya, petani tembakau diminta istirahat," tutur petani tembakau sejak tahun 1999 itu.

Lanjut Sarpin, setiap musim tembakau, biasanya ia mampu menanam 45.000 batang tembakau di atas lahan seluas 2 hektar (ha). Tentu bukan jumlah yang sedikit penghasilan tiap musimnya. Namun keadaan tersebut enggan menghampirinya di tahun ini.

"Kalau diganjar berhasil, dari tanaman tembakau kita bisa mendapat Rp45 juta sekali panen. Dengan biaya perawatan sekitar Rp15 juta," pungkas Sarpin.

Data yang dihimpun blokTuban.com di lapangan, untuk saat ini petani di Desa Wanglu Wetan lebih banyak memilih tanam padi. Selain itu, ada juga sawah petani yang tidak ditanami dan dibiarkan ditumbuhi rumput. [rof/rom]