Puasa yang Menyehatkan Komunikasi Psikososial

Oleh: Muhammad Abdul Qohhar*

blokBojonenegoro.com - Bulan Ramadan selama ini selalu dinanti oleh umat muslim. Sebab, saat itu dianggap sebagai bulan yang penuh berkah dan rahmah. Semua umat muslim yang sehat dan sudah akil baligh diwajibkan untuk berpuasa sebulan penuh. Meskipun untuk sebagian orang ibadah puasa cukup berat, tetapi terdapat keistimewaan untuk mendapatkan hikmah dari Allah berupa kebahagian, pahala berlipat, dan bahkan suatu mukjizat dalam kesehatan. Tidak hanya itu saja, komunikasi dengan Sang Pencipta, Allah SAW bertambah baik ketika berpuasa.

Berbagai penelitian telah mengungkap di beberapa literasi, yakni adanya mukjizat puasa ditinjau dari perspekstif medis modern. Dalam penelitian ilmiah, tidak ditemukan efek merugikan dari puasa Ramadan pada jantung, paru, hati, ginjal, mata, profil endokrin, hematologi dan fungsi neuropsikiatri. Penelitian meta analisis atau penelitian terhadap berbagai abstraksi terkait ini diperoleh dari Medline dan jurnal lokal di negara-negara Islam tahun 1960-2009.

Ada seratus tiga belas artikel yang memenuhi kriteria dikaji secara mendalam untuk mengidentifikasi rincian bahan terkait. Hasilnya, terdapat manfaat luar biasa dan tidak disangka sebelumnya oleh para ilmuwan tentang adanya mukjizat puasa Ramadan bagi kesehatan manusia. Meskipun puasa Ramadan aman untuk semua orang sehat, namun bagi keadaan penyakit tertentu, seseorang harus berkonsultasi dengan dokter dan mengikuti rekomendasi ilmiah.

Para pakar nutrisi dunia mendefinisikan puasa atau kelaparan (starvasi) sebagai pantangan mengkonsumsi nutrisi, baik secara total atau sebagian dalam jangka panjang atau jangka pendek. Sedangkan konsep puasa dalam Islam secara substansial adalah menahan diri tidak makan, minum dan berhubungan suami istri mulai terbit fajar hingga terbenam matahari dengan disertai niat. Sehingga puasa memiliki perbedaan dibandingkan starvasi biasa, seperti yang disampaikan para pakar.

Seorang peneliti di Moskow melakukan pengkajian pada seribu penderita kelainan mental termasuk skizofrenia. Ternyata, dengan puasa, sekitar 65% terdapat perbaikan kondisi mental yang bermakna. Berbagai penelitian lainnya menunjukkan puasa Ramadan juga mengurangi risiko komplikasi kegemukan, melindungi tubuh dari batu ginjal, meredam gejolak seksual kalangan muda dan penyakit lainnya yang masih banyak lagi.

Puasa dan Kesehatan Psikososial

Manfaat puasa bagi kehidupan Psikososial memegang peranan penting dalam kesehatan manusia. Seperti disampaikan Dewey & Huber, Psikologi Sosial adalah studi tentang manusia, terutama individual ketika berinteraksi, biasanya secara simbolik dengan lingkungannya (Dewey & Huber: 1966). Sementara itu, Baron & Byrne mendefinisikan Psikososial sebagai bidang ilmiah yang mencari pengertian tentang hakikat dan sebab-sebab dari perilaku dan pikiran-pikiran individu dalam situasi sosial.

Saat bulan puasa tiba, disadari atau tidak, telah terjadi peningkatan komunikasi Psikososial, baik dengan Allah sebagai dzat yang tidak tersentuh sebagai pencipta dan ke sesama manusia. Hubungan psikologis berupa komunikasi dengan Allah akan meningkat pesat, karena puasa adalah bulan penuh berkah. Setiap doa dan ibadah akan mendapat pahala berlipat dibandingkan biasanya. Bertambahnya kualitas dan kuantitas ibadah di bulan puasa akan juga meningkatkan komunikasi sosial dengan sesama manusia baik keluarga, saudara dan tetangga di masyarakat.

Puasa yang dilakukan kaum Muslim memiliki hikmah dan manfaat yang begitu mendalam, yakni membentuk kepribadian muttaqin (character muttaqin). Kepribadian muttaqin ini akan terimplementasi dalam bentuk sehatnya spiritual, yang mana seseorang akan memiliki dzauk (rasa) bahwa segala gerak-gerik, ucapan, perbuatan yang akan maupun sedang dilakukan, selalu dalam pengawasan Allah SWT. Sehingga ia akan selalu mendisiplinkan diri untuk berlomba-lomba dalam kebajikan.

Selain memiliki manfaat spiritual, puasa juga bermanfaat bagi mental, yang mana identifikasi seseorang yang telah meraih sehat mental adalah terbebas dari ikatan raga dan telah hilang dalam jiwanya watak yang iri, dengki, benci, dendam, dan amarah. Manusia akan menampakkan wajah yang berseri-seri, ceria dan murah senyum, hal ini menandakan sehatnya jiwa. Manfaat puasa yang lain adalah sehat sosial. Yakni munculnya kemampuan seseorang untuk bersosialisasi, berkomunikasi dan berinteraksi secara harmonis, seimbang, serasi sesama umat manusia dengan balutan percikan cinta dan kasih sayang Ilahi.

Bisa ditarik kesimpulan, jika dengan puasa, pola komunikasi sesorang yang menjalaninya bertambah baik. Bukan hanya dengan Sang Khaliq, juga dengan sesamanya. Di keluarga, mereka akan semakin rindu untuk sekadar sahur dan buka bersama, dan dengan masyarakat lain, kebersamaan akan bertambah erat, terutama ketika menjalankan ibadah secara kelompok. Sebut saja saat salat Tarawih berjamaah, tadarus, sampai dengan kegiatan sosial lainnya. Semua itu dilakukan atas keyakinan pahala dari Sang Pencipta. [mad]

*Pengirim: Dosen Prodi S1 Ilmu Keperawatan/Ners dan Pengurus Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Kampus Ungu, STIKES ICSADA Bojonegoro

Ilustrasi foto: net