Panas-Panas, Jual Es Paling Menjanjikan
Suhu udara sebagian besar wilayah Kabupaten Tuban pada siang hari bisa mencapai 30° hingga 40° atau lebih. Keadaan tersebut jelas saja membuat siapapun yang beraktivitas di luar rumah mengalami dehidrasi.
Suhu udara sebagian besar wilayah Kabupaten Tuban pada siang hari bisa mencapai 30° hingga 40° atau lebih. Keadaan tersebut jelas saja membuat siapapun yang beraktivitas di luar rumah mengalami dehidrasi.
Badan Meteorologi, Klimotologi dan Geofisika (BMKG) Kabupaten Tuban, menyampaikan hari ini, Jumat (11/10/2019) merupakan hari tanpa bayangan.
Usai pulang dari Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Soetomo Surabaya, bocah kelas 5 SD korban limbah buangan abu panas, saat ini kondisinya mulai membaik.
Beberapa hari terakhir suhu di Kabupaten Tuban meningkat drastis hingga 34° Celcius. Suhu tersebut tak hanya terjadi di siang hari, malam pun juga serupa. Praktis banyak masyarakat yang kerap merasa gerah, jika tidak memakai kipas angin maupun AC.
Uji laboratorium material limbah diduga Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), yang memakan korban dua anak di Kabupaten Tuban masih berlangsung. Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Tuban belum bisa merilis jenis material apa yang ada di Desa Sumberagung, Kecamatan Plumpang itu.
Limbah abu/debu panas yang tersebar tiga titik di Desa Sumberagung, Kecamatan Plumpang memiliki ancaman nyata bagi anak dan orang dewasa. Dua anak telah menjadi korban. Satu luka ringan dan satunya luka bakar dengan prosentase 10 sampai 20 persen.
Menangapi kasus seorang anak yang menjadi korban oknum nakal yang membuang limbah abu panas di dekat pemukiman warga, Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos PPPA) Kabupaten Tuban telah menindaklanjuti permasalahan tersebut.
Hari ini Jumat (13/9/2019), Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Tuban, Bambang Irawan memerintahkan stafnya ke Desa Sumberagung, Kecamatan Plumpang mengambil sampel limbah abu panas. Limbah tersebut tercatat sudah membakar kulit dua anak.
Abu Panas Misterius di Plumpang Makan Korban
Jika limbah abu panas di tepi jalan baru tiga pekan, berbeda dengan di lokasi lain. Tepatnya di Dusun Sundulan persis berada di dekat rumah Siti Kasiatun. Nenek lansia itu, mengaku limbah abu panas sudah ada tiga bulan yang lalu.