Berziarah ke makam-makam wali atau tokoh-tokoh sejarah diharapkan tidak hanya sekadar ritual atau mengambil semangat spiritual atau klenik belaka. Sebab, selain persoalan supranatural atau yang tak kasat mata, bahkan terkadang justru berisi mitos atau legenda, ada hal tampak mata yang mendesak untuk disentuh dan diperhatikan
Menjelang datangnya Bulan Suci Ramadhan 1444 Hijriah, para peziarah dari berbagai kota memadati Makam Sunan Bonang, yang berada di Kelurahan Kutarejo, Kecamatan/ Kabupaten Tuban.
Audiensi berkaitan dengan penyelenggaran angkutan wisata religi Sunan Bonang dan Maulana Ibrahim Asmoro Qondi telah menghasilkan kesepekatan. Audiensi tersebut dihadiri Bupati Tuban, Aditya Halindra Faridzky, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Perhubungan (DLHP), Bambang Irawan, Kepala Satpol PP dan Damkar, Gunadi, Camat Tuban dan Camat Palang bersama Forkopimka, perwakilan paguyuban supir Mobil Penumpang Umum (MPU), pengayuh becak, dan pedagang.
Bupati Tuban, Aditya Halindra Faridzky, dan Wakil Bupati Tuban, H. Riyadi, bersama Forkopimda Tuban melakukan ziarah makam leluhur. Mengawali ziarah leluhur, diserahkan tanda kehormatan kepada Hufadz atau penghafal Alquran di Masjid Fathur Rohmat Pendapa Kridha Manunggal Tuban.
.jpg)
Mbah Buyut Santri atau biasa disebut juga dengan nama Syekh Sulaiman merupakan salah satu tokoh yang memiliki pengaruh besar di desa Kesamben Timur. Desa ini terletak di Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban.
Menjelang datangnya bulan suci Ramadhan, banyak masyarakat yang datang berkunjung ke Kabupaten Tuban untuk berziarah ke makam-makam Wali. Hal itu jelas tidak mengherankan, pasalnya di Kabupaten Tuban sendiri terdapat banyak makam Wali yang dapat dikunjungi.Â
