Skip to main content

Category : Tag: Cerpen Tuban


Blok Cerpen

Takdir

Entah apa saja yang sudah kulewati di tahun 2020, aku hanya ingin menuliskan sebuah pintu harapan.

Takdir

Blok Cerpen

Tuhan Sebut Kita Sia - Sia

Tentang Aksa, tokoh favorit Asa. Saat itu, Asa dan Aksa yang bisa dikatakan bukan teman, bukan musuh, bahkan bukan saudara, namun hanya sebatas kenal saja dengan sengaja menjatuhkan hatinya kepada sebuah lingkup yang lebih dari kata “teman”.

Blok Cerita Pendek

Perempuan Dalam Ingatan/Keping Ingatan II

Ini pertama kalinya aku bertugas ke luar negeri untuk liputan. Setelah bergelut di bidang jurnalistik sejak tiga tahun lalu. Jujur aku merasa gugup. Bapak dan ibu tak pernah membiarkan aku pergi terlalu jauh. Bahkan ketika aku akan berkuliah ke ibu kota, sementara Bapak dan ibu menetap di Yogyakarta, mereka menangis. Ada saja alasan tak masuk akal untuk menahanku. Padahal perjalanan dengan kereta tak sampai satu malam. Kini mereka harus merelakan anak gadis semata wayangnya terbang jauh hingga ke daerah timur raya Asia. Untung saja mereka tidak memaksa ikut dan memantau pekerjaanku selama 24 jam.

Blok Cerita Pendek

Aksara di Pangkuan Tamanmu

Jika aku adalah tetesan air langit yang diturunkan Tuhan sebagai obat rindu, maka aku akan selalu bersyukur atas nikmat-Nya. Sebab bagian obat rindu juga salah satu rindu yang akan tetap dirindukan sampai kapan pun. Sebagaimana bumi yang tak pernah membenci hujan. Begitu juga dengan diriku, aku ingin rinduku abadi dalam keabadian waktu.

Blok Cerita Pendek

Weton

<br />Pernikahanku terancam gagal. Mbah Roso tiba-tiba datang ke rumahku petang itu. Tepat selepas adzan mahgrib. Suara serak Mbah Roso tak ubahnya pekik gagak yang sesekali terdengar di atap rumah. Pertanda inikah yang dibawanya?<br /><br />Lelaki senja itu berdiri mematung di depan rumah. Sampai akhirnya dia melangkah masuk setelah burung gagak di atap rumah terbang menjauh. Katanya dia menemukan ketidakcocokan atas perhitungan wetonku dengan Mas Yudha. Ibu, perempuan paling tabah di rumahku seketika itu menangis. Tak dapat disembunyikannya paras kecewa yang terpahat jelas di wajahnya. Sementara aku hanya bisa lunglai di samping ayah. Lelaki itu pun terlihat tak baik-baik saja.

Weton