Inilah Jenis Tanaman Bonsai Yang Paling Banyak diminati di Tuban
Belakangan ini, masyarakat Indonesia banyak yang tertarik dan menggandrungi tanaman jenis bonsai. Bonsai sendiri merupakan miniatur tanaman besar yang ditanam di dalam pot.
Belakangan ini, masyarakat Indonesia banyak yang tertarik dan menggandrungi tanaman jenis bonsai. Bonsai sendiri merupakan miniatur tanaman besar yang ditanam di dalam pot.
Dalam rangka memeriahkan hari ulang tahun Ratu Bakery yang ke-10 tahun, Rengel Bonsai Community (RBC) gelar pameran bonsai dengan beraneka ragam jenis.
Bagi pecinta tanaman hias mungkin sudah tidak asing dengan bonsai. Bonsai merupakan sebuah seni untuk mengerdilkan tanaman agar bisa ditanam dalam pot.
Sejumlah tanaman bonsai berjajar rapi di kawasan Karangtengah, Desa Rengel, Kecamatan Rengel. Puluhan tanaman kerdil tadi, ditata dalam pameran bonsai pada Festival Salak Rengel yang digelar sejak Minggu (6/10/2019) kemarin sampai 12 Oktober mendatang.
Sejumlah tanaman bonsai berjajar rapi di kawasan Karangtengah, Desa Rengel, Kecamatan Rengel. Puluhan tanaman kerdil tadi, ditata dalam pameran bonsai pada Festival Salak Rengel yang digelar sejak Minggu (6/10/2019) kemarin sampai 12 Oktober mendatang.
Ternyata Kabupaten Tuban, terkenal menjadi sentral tanaman mini cantik, bonsai Panorama. Bahkan, tanaman ini menjadi incaran kolektor Indonesia hingga sampai mancanegara.
Beberapa kali ajang kontes telah diikuti oleh Niga Sidarta, salah satu penghobi bonsai asal Kecamatan Montong, Kabupaten Tuban. Tak hanya ajang kontes tingkat daerah saja, namun beberapa kali ia mengikuti konter bonsai tingkat nasional.<br /><br />Hal itu seperti yang
Niga Sidarta, pria asal Dusun Gunungtriman, Desa Montongsekar, Kecamatan Montong, Kabupaten Tuban sudah sejak 2004 lalu bergelut dengan tanaman hias, atau yang lebih sering dikenal dengan sebutan bonsai.
Seni mengkerdilkan tanaman atau bonsai dapat diterapkan pada berapa tanaman. Namun, ada beberapa ciri tertentu agar tanaman dapat dibonsai.
Menjadi penggali pula menekuni jual beli bonsai, bagi Subek Gandiyono (53) bukan soal mudah. Penghasilan tidak menentu dari usaha bonsai tidak patah arang ia lakoni, sebab berbekal hobby tersebut ia masih bertahan sampai saat ini.