Reporter: Dwi Rahayu
blokTuban.com - Menjadi penggali pula menekuni jual beli bonsai, bagi Subek Gandiyono (53) bukan soal mudah. Penghasilan tidak menentu dari usaha bonsai tidak patah arang ia lakoni, sebab berbekal hobby tersebut ia masih bertahan sampai saat ini.
Terhitung sejak tahun 1997 menggeluti usaha bonsai, Yono begitu ia acap disapa, mengaku tidak semata ingin mengeruk keuntungan materi belaka. Baginya, merawat bonsai adalah seni.
"Awal menggeluti bonsai, pernah dibeli Rp12.000, sekarang ada pohon asem jawa yang masih dalam tahap perawatan menjadi bonsai sudah ditawar Rp10 juta," kata Pria asal Desa Bektiharjo, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban tersebut kepada blokTuban.com.
Selama hampir 19 tahun ia menjadi penggali bonsai, ia mengaku dengan harga yang ditawarkan tersebut belum sebanding dengan hasil jadi nanti.
"Aku bisa lebih dari harga segitu," ujar Yono, seolah ia berkomunikasi dengan bonsai tersebut.
Penghasilan dari merawat berbagai macam tanaman bonsai tersebut tidak dapat ia pastikan. Sebab penjualan bonsai tidak seperti produk pada umumnya.
"Pernah dua minggu sekali. Terkadang empat bulan sekali," kata Yono menambahkan.
Seperti yang ia ungkapkan, merawat bonsai menjadi salah satu cara melatih kesabaran. Sebab, merawat bakal bonsai hingga menjadi bonsai layak jual membutuhkan waktu sedikitnya lima tahun hingga sepuluh tahun.
"Pernah suatu ketika tahun 2003, beberapa bonsai milik saya dibeli semua dengan total nilai mencapai Rp23 juta," ungkap pria kelahiran 1963 silam tersebut, lantas tertawa.
Saat ini ia melayani bagi siapapun untuk membeli bonsai miliknya. Ia melayani pembelian minimal seharga Rp50.000. Disamping itu harga bonsai tergantung pada ukuran, jenis dan bentuk. [dwi/rom]
Penggali Bonsai Asal Bektiharjo
Penghasilan Tidak Tentu, Gandiyono Bertahan Lantaran Hobby
5 Comments
1.230x view