blokTuban.com - Selain pelaksanaan salat dan ibadah, kita banyak menjumpai beberapa kegiatan sosial yang dilaksanakan di dalam masjid oleh masyarakat. Di antaranya adalah arisan.
Kegiatan arisan yang dilakukan di dalam masjid ini biasanya dipadukan dengan kegiatan-kegiatan keagamaan, seperti tahlilan dan lainnya. Sebenarnya, bagaimana hukum mengadakan arisan di dalam masjid ini, apakah boleh?
Secara umum, mengadakan arisan sebagaimana kita ketahui di masyarakat adalah boleh. Menurut para ulama, arisan dengan sistem undian dan giliran termasuk perkara yang mubah dan tidak dilarang.
Ini sebagaimana disebutkan dalam kitab Hasyiah Al-Qalyubi wa Umairah berikut:
الْجُمُعَةُ الْمَشْهُورَةُ بَيْنَ النِّسَاءِ بِأَنْ تَأْخُذَ امْرَأَةٌ مِنْ كُلِّ وَاحِدَةٍ مِنْ جَمَاعَةٍ مِنْهُنَّ قَدْرًا مُعَيَّنًا فِي كُلِّ جُمُعَةٍ أَوْ شَهْرٍ وَتَدْفَعُهُ لِوَاحِدَةٍ بَعْدَ وَاحِدَةٍ، إلَى آخِرِهِنَّ جَائِزَةٌ كَمَا قَالَهُ الْوَلِيُّ الْعِرَاقِيُّ.
Adapun perkumpulan yang populer di antara sekelompok perempuan dengan gambaran seorang perempuan mengambil kadar tertentu dari perempuan yang lain dalam setiap perkumpulan atau setiap bulan, lalu kemudian diberikan kepada yang lain secara bergantian, maka hukumnya boleh sebagaimana dikatakan oleh Imam Al-Iraqi.
Oleh karena arisan termasuk perkara yang mubah, maka tidak masalah diadakan di dalam masjid. Mengadakan kegiatan-kegiatan yang mubah di dalam masjid, baik yang berkaitan dengan keagamaan, sosial, dan lainnya termasuk mengadakan arisan, hukumnya adalah boleh.
Ini sebagaimana disebutkan oleh Imam Al-Nawawi dalam kitab Al-Majmu’ Syarh Al-Muhadzdzab berikut:
يجوز التحدث بالحديث المباح في المسجد وبأمور الدنيا وغيرها من المباحات وإن حصل فيه ضحك ونحوه ما دام مباحا لحديث جابر بن سمرة رضي الله عنه قال: كان رسول الله صلى الله عليه وسلم لا يقوم من مصلاه الذي صلى فيه الصبح حتى تطلع الشمس فإذا طلعت قام قال وكانوا يتحدثون فيأخذون في أمر الجاهلية فيضحكون ويتبسم
Dibolehkan membicarakan sesuatu yang diperbolehkan (mubah) di dalam masjid, baik urusan dunia maupun urusan mubah lainnya, meskipun pembicaraan tersebut mengundang ketawa, selama masih terkait dengan perkara mubah.
Pendapat ini didasarkan pada hadis riwayat Jabir bin Samurah bahwa Rasulullah Saw tidak beranjak dari tempat shalatnya pada waktu Shubuh sampai terbit matahari. Beliau baru beranjak dari tempat shalat setelah matahari terbit.
Jabir berkata; Ketika itu mereka membicarakan banyak hal termasuk persoalan yang terjadi pada masa Jahiliyyah sehingga membuat mereka tertawa dan tersenyum.
Berdasarkan keterangan ini, maka boleh mengadakan kegiatan-kegiatan yang mubah di dalam masjid, meskipun berkaitan dengan persoalan dunia dan tidak berhubungan langsung dengan ibadah. Dan karena arisan termasuk perkara yang mubah dan tidak dilarang, maka mengadakan arisan di dalam masjid hukumnya boleh.
Sumber : (Tim Layanan Syariah Kemenag RI)