Desa Mlangi Tuban: Gagas Penginapan, Hilangnya Manganan dan Gurihnya Wingko

Reporter : Leonita Ferdyana Harris

blokTuban.com – Terletak di Kecamatan Widang, Desa Mlangi dihuni oleh kurang lebih 4100-an penduduk dengan mayoritas pekerjaan bertani padi. Desa yang memiliki 4 dusun ini berbatasan dengan area perhutani di sebelah utara, Desa Simorejo di sebelah selatan, Desa Sumberejo di sebelah barat, dan Desa Kujung di sebelah timur.

Desa Mlangi memiliki produk olahan unggulan berupa wingko dan kue-kue kering. Produk olahan itu sayangnya masih menjadi milik perseorangan sehingga belum dapat dikatakan menjadi penopang perekonomian warga. Pemasarannya sendiri juga hanya terbatas di beberapa desa di Kabupaten Tuban.

Sebagai salah satu bentuk pemanfaatan lahan oleh petani, warga tidak hanya menjadikan lahan pribadi mereka untuk menanam padi tetapi juga dimanfaatkan sebagai lahan perikanan ketika musim penghujan datang. Hasil panen ikan tersebut kemudian di distribusikan secara mentah pada beberapa supplier langganan masing-masing.

Membahas tentang keadaan suatu desa, maka tidak menjadi hal asing lagi tentang perayaan sedekah bumi atau manganan. Setiap desa, utamanya yag berada di Kabupaten Tuban tentu memiliki adat istiadatnya masing-masing. Begitu juga dengan Desa Mlangi. 

Disampaikan oleh perangkat Desa Mlangi, Didik (37) beberapa titik yang digunakan desa sebagai lokasi perayaan sedekah bumi.

“Sekarang kegiatan manganan cuma dirayakan di Dusun Nggabungan. Dulunya di Dusun Mlangi juga ada, tapi seiring berjalannya waktu, hilang. Untuk titiknya sendiri ada di makam peletihan, makam tengah, dan satu lagi di sumur gede,” ujarnya, Minggu (24/12/2023).

Didik menyampaikan jika Desa Mlangi sedikit kesusahan dalam mencari sumber mata air yang dapat digunaka sebagai pasokan air utama pertanian terutama bagi penduduk yang berada di daratan tinggi. Meskipun memiliki sendang, debit air yang dimiliki sendang tidak memadai.

“Sendang cuma aka ada airnya pas musim penghujan saja. Kalau kemarau, apalagi kemarau Panjang seperti sekarang ini, hilang airnya. Jadi kita tidak bisa menggantungkan hidup dari air sendang ya karena gak pasti,” tambahnya.

Untuk sumber air yang digunakan sebagai irigasi perairan sawah sekaligus pertanian, penduduk setempat menggunakan sumber air bor berbayar bagi penduduk yang berada di wilayah dataran tinggi. 

Hal ini mengakibatkan nilai tanam padi Desa Mlangi memerlukan biaya yang lebih dibandingkan dengan desa lain. Sedangkan penduduk yang berada di dataran rendah lebih dimudahkan karena masih dapat memanfaatkan aliran air Sungai Bengawan Solo.

Dirasa memiliki keterbatasan di berbagai sektor, pemeritah desa memutar otak untuk dapat menaikan tingkat perekonomian warga. Upaya ini di aminkan dengan kunjungan yang dilakukan oleh pengelola Pantai Kelapa untuk meninjau lokasi.

Tinjauan ini terjadi karena gagasan yang disampaikan oleh pihak desa kepada investor untuk membangun sebuah rumah inap. Ide ini muncul sebab kondisi alam desa yang tidak konsisten dimana ketika musim penghujan datang, pendatang harus menggunakan perahu untuk dapat menyebrang ke Dusun Dermalang disebabkan kebanjiran.

“Baru sampai di tahap survey saja tapi kita doakan semuanya terus berjalan sesuai dengan kehendak kita semua pemeritah desa demi keberlangsungan peningkatan perekonomian warga,” tutupnya. [Leo/Ali]