Penulis : Leonita Ferdyana Harris
blokTuban.com – Berjarak sekitar 18 Kilometer dari pusat Kota Tuban, Desa Compreng ini termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Widang, Minggu (12/11/2023).
Dengan durasi tempuh 30 menit dari Alun-alun Tuban, desa yang memiliki 2 dusun ini dihuni oleh kurang lebih 2400-an penduduk terdata. Dua dusun tersebut ialah Compreng dan Temas. Dari keseluruhan data penduduk, mata pencaharian yang mendominasi ialah menjadi petani.
Sektor pertanian masih menjadi tonggak utama perekonomian beberapa desa di Kota Tuban, termasuk Desa Compreng ini. Hal ini merupakan salah satu kewajaran karena sebagaimana diketahui sebagian besar wilayah Compreng merupakan areal persawahan. Hanya sebagian kecil penduduk yang bekerja di sektor lain seperti pegawai negeri, pegawai swasta, dan beberapa bekerja di industri.
Uniknya, lahan pertanian ini hanya akan dimanfaatkan warga untuk menanam pagi ketika musim penghujan saja. Sedangkan di musim kemarau penduduk akan beralih profesi menjadi peternak ikan. Lahan-lahan persawahan akan digantikan menjadi tanah tambak untuk menternak ikan.
Ikan-ikan tersebut ialah kategori ikan yang termasuk dalam jenis ikan air tawar seperti lele, bandeng, dan belut.
“Kalau musim kemarau mau tanam padi susah di air karena irigasi kita cuma ada PAM saja, belum pake sendang atau sumur pribadi. Jadinya kalau untuk mengairi sawah yang ada rugi di pembiayaan air. Makanya sama penduduk diakali untuk ganti dari tanem padi jadi tanem ikan. Hari ini panen padi, besok panen ikan,” ujar Diki (29) selaku perangkat Desa Compreng.
Hasil panen ikan Desa Compreng menghasilkan presentase cukup baik setiap tahunnya. Terbukti dengan adanya kegiatan pengolahan ikan yang diasosiasi oleh ibu-ibu PKK.
Ikan-ikan yang dihasilkan oleh warga beberapa ada yang diolah menjadi oleh-oleh khas seperti keripik tulang bandeng, belut asap, bandeng presto, naget ikan, dan sebagainya.
Hasil olahan ikan tersebut beberapa dipasarkan secara umum meskipun baru sebatas lingkup lokal Kota Tuban. Sebagian lainnya dijadikan oleh-oleh atau suguhan ketika terdapat tamu di rumah masing-masing.
Selain olahan ikan, Desa Compreng juga memiliki ciri khas makanan berupa produk jadi yaitu gemblong. Sayangnya, gemblong Compreng ini belum dipasarkan secara luas dan hanya disuguhkan ketika kegiatan desa seperti sedekah bumi/manganan.
Berbicara tentang tradisi manganan, Compreng juga masih rutin melaksanakan kegiatan manganan/sedekah bumi di 5 titik. Satu diantaranta berada di makam dan 4 lainnya di sumur gede.
Biasanya, kegiatan ini dilangsungkan setahun sekali setelah masa panen padi selesai atau sekitar bulan September-oktober dengan menyuguhkan hiburan wayang dan tayub. [Leo/Ali]