Penulis : Leonita Ferdyana Harris
blokTuban.com – Desa Bulurejo didominasi lahan persahawan ini berjarak sekitar 1 jam dari pusat Kabupaten Tuban. Bulurejo berada di Kecamatan Rengel, Minggu (5/11/2023).
Terbagi menjadi 4 dusun, Desa Bulurejo dihuni oleh sekitar 4.500 penduduk terdaftar dengan mayoritas pekerjaan sebagai petani dan sebagian kecil bekerja sebagai pedagang. Dapat dikatakan presentasenya sebesar 80:20 antara pedagang dengan petani.
Terkenal dengan lezatnya cita rasa daging lele asap yang telah dikenal seantero Tuban, Desa Bulurejo juga memiliki produk unggulan lain yaitu produksi pandai besi. Pandai besi yang di produksi oleh masyarakat Bulurejo sendiri telah diakui kualitasnya bahkan sudah dipasarkan secara luas di seluruh Indonesia.
Selain memiliki produk-produk unggulan di atas, salah satu kepala dusun BUlurejo, Umi (29) menyampaikan jika kegiatan manganan atau sedekah bumi masih rutin di peringati setiap tahunnya pada beberapa titik oleh warga desa meski dalam bentuk kegiatan yang sederhana.
“Desa Bulurejo ini bisa dibilang acara manganannya paling sederhana karena cuma makan-makan biasa sama pengajian dan kirim doa. Tidak ada acara hiburan. Mungkin kayak slametan aja,” ujarnya kepada bloktuban.com.
Sebagaimana desa yang berada di bantaran Sungai Bengawan Solo, Bulurejo dulunya juga kerap menjadi langganan banjir ketika musim penghujan tiba. Akan tetapi 5tahun belakangan ini disampaikan oleh Umi bahwa Bulurejo telah aman dari banjir.
“Seinget saya terakhir ada banjir yang sampai melumpuhkan kegiatan warga itu di tahun 2018 ya. Jadi 5 tahun belakangan ini sudah gaada lagi drama banjir sampai ngungsi,” imbuhnya.
Fasilitas pendidikan yang dimiliki Bulurejo juga hanya terbatas pada Taman Kanak-kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD) saja. Sedangkan untuk tingkat pendidikan menengah pertama dan menengah keatas penduduk digabungkan dengan Kecamatan Rengel.
Mengenai batas desa, Desa Bulurejo ini berbatasan langsung dengan Desa Maibit di sebelah Utara, Karangtinoto di sebelah Selatan, Desa Rahayu Kecamatan Soko di sebelah Barat, dan Desa Kanorejo di sebelah Timur.
Ditambahkan bahwa Pemerintah desa sedikit kesulitan mengelola pengembangan perekonomian warga karena keterbatasan potensi yang dimiliki.
“Desa Bulurejo ini belum ada spesifikasi yang mau di unggulkan untuk wisata. Agak susah juga karena gaada potensi yang langsung dari alam kayak goa ngerong, peninggalan-peninggalan yang menarik juga tidak ada. Kalau mau ada wisata ya berarti harus wisata buatan, uangnya yang belum ada,” tutupnya. [Leo/Ali]