Oleh: Kang Priyo*
blokTuban.com - " Ing ngarso sung tulodo, Ing madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani. Di depan menjadi teladan, di tengah membangun kekuatan, di belakang memberi dorongan" Ki Hajar Dewantara
Bicara tentang dunia pendidikan di Indonesia, itu ibarat sinetron tersanjung yang tak pernah berujung.KENAPA?
Selalu ada problematika baru di setiap episodenya. Selalu ada keresahan dan kegelisahan yang datang silih berganti tanpa ada solusi pasti. Semua di biarkan bias, menggantung dan tak punya arah. Mau di bawa kemana sistem Pendidikan kita?
Maunya sih di bawa menjadi dua arah tujuan yaitu menjadi AKADEMISI atau menjadi PRAKTISI. Jikalau menjadi akademisi, wajarlah jika semua sistem kurikulum yang di berikan adalah berbasis pengetahuan tapi jika arahnya menjadi PRAKTISI, apa hendak di kata, kurikulumnya tetap saja berbasis akademisi. Inilah alasan kenapa banyak lulusan tidak siap kerja, karena bisanya hanya teori, sekedar TAU tapi TIDAK MAMPU. Di sekolah belajar apa, tapi ketika ingin bekerja, bingung mau kerja model apa.
Terkadang kita mempelajari sesuatu yang kita sendiri tidak tau, untuk apa kegunaan dari pelajaran itu. Seperti menjalin sebuah hubungan tanpa di bumbui rasa cinta, Gak bahaya ta?
Yuk, kita kembali ke judul artikel ini.
Jerman adalah salah satu negara yang memiliki sistem dan kualitas pendidikan terbaik di dunia. Salah satunya adalah pendidikan dan pelatihan Vokasi sistem ganda.
Kenapa ada sistem ganda? Yah, karena kurikulumnya di buat, di selaraskan antara kurikulum pendidikan di sekolah dengan proses kerja di dunia Industri.
Sejak usia 15 tahun (lulus SMP), sudah ada pendidikan dan pelatihan Vokasi sistem ganda. Jadi, kita ingin profesi apa, di bagian apa, ingin menjadi apa, sudah bisa di tentukan sejak usia 15 tahun. Dan yang sangat mengherankan adalah ketika ingin menentukan pendidikan dan pelatihan vokasi jenis apa, yang di hubungi dan mendaftarnya itu ke perusahaan Industri, BUKAN melalui sekolah.
Jadi, sejak usia 15 tahun, kita sudah bisa praktek kerja di industri secara langsung dan pihak perusahaan yang akan menentukan akan melanjutkan sekolah di sekolah mana. Tentunya di sekolah yang sudah ada kerjasama dan memiliki KESELARASAN kurikulum antara teori dan praktek kerja.
Jadi, praktek kerja di industri bisa di habiskan 3-4 hari, selebihnya adalah belajar teori kerja di sekolah. 70% nya praktek kerja langsung di perusahaan, 30%nya teori di sekolah.
Konsep pendidikan dan pelatihan Vokasi sistem ganda di Jerman inilah yang akhirnya bisa menciptakan SDM siap kerja. Perusahaan sudah tidak perlu lagi harus melakukan rekrutmen, seleksi, wawancara kerja dll. Perusahaan sudah memiliki data base tentang para pekerja yang sudah siap di pekerjakan dan pihak sekolah sudah pasti lulusannya akan memiliki skill dan kompetensi yang tak di ragukan lagi.
" Kenapa Pelatihan Vokasi itu penting? Karena Pelatihan Vokasi adalah salah satu solusi untuk mengatasi Pengangguran. Selain itu dapat mengatasi MISSMATCH antara dunia kerja dan dunia Pendidikan"
Mungkinkah di Indonesia akan memberlakukan pendidikan dan pelatihan Vokasi sistem ganda? (*)
*Penulis adalah Kadin Bojonegoro Bid. SDM & Sertifikasi | Certified Public Speakers | Founder Wisata Edukasi Kampung Tumo
Temukan konten blokTuban.com menarik lainnya di GOOGLE NEWS