Sejarah Desa Leranwetan Tuban, Bermula dari Perang Saudara dan Memiliki 4 Agama

Reporter : Ali Imron 

blokTuban.com - Sejarah Desa Leranwetan tidak terlepas dari sejarah nenek moyang terdahulu. Berikut asal-usul atau sejarah Desa Leranwetan, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban yang menarik untuk ditelisik.

Berdasarkan keterangan Kasmuji (42 tahun) selaku perangkat Desa Leranwetan mengatakan bahwa sejarah asal muasal Desa Leranwetan berawal dari adanya perang saudara, di mana daerah Desa Leranwetan menjadi salah satu tempat pelarian untuk beristirahat para prajurit dan tentara yang sempat mondar-mandir (keleleran). 

Untuk mengenang peristiwa tersebut akhirnya daerah atau desa yang menjadi tempat pelarian disebut dengan Desa Leran yang menjadi 2 bagian yakni Desa Leranwetan dan Desa Lerankulon.

“Dulu Desa Leranwetan dan Desa Lerankulon itu jadi satu, nah pada saat itu dijadikan sebagai tempat pelarian prajurit kerajaan yang kalah untuk beristirahat. Kemudian dinamakan leran, leran itu dari berasal kata “kelereran”. Cuma keleleranya itu terpisah di sebelah barat dan timur. Jadi kalo yang di barat dinamakan Lerankulon dan yang sebelah timur dinamakan Leranwetan,” ujar perangkat desa saat diwawancarai, Selasa (28/3/2023).

Di sisi lain Desa Lerawetan juga memiliki beberapa peninggalan yang bersejarah yaitu Watu Jaran, Goa Suci, dan Makam Fatimah binti Maimun.

“Watu Jaran, kalo orang sini nyebutnya itu Watu Jaran semacam patung kuda. Memang sampai saat ini itu terkenal. Nah katanya tiap hari atau apa gitu pasti jalan ada yang pernah lihat, Jadi di situ ada jalan yang lurus ke arah barat dan hampir semua lorong yang dilewati kuda itu tidak boleh ditutup, jadi harus selalu dibuka walaupun itu kiri kanan rumah warga. Tempatnya ada di Rt.7/Rw.10 di samping rumah warga di dekat musholla,” Ujar pria 42 tahun tersebut.

Sedangkan peninggalan bersejarah selanjutnya yaitu Goa Suci yang merupakan peninggalan Kerajaan Majapahit. Di mana dulu Goa Suci sempat menjadi salah satu Wisata yang ada di Desa Leranwetan, akan tetapi sangat disayangkan karena Goa tersebut saat ini tidak terkelola dengan baik, sehingga banyak semak belukar yang tumbuh serta terdapat beberapa coretan di dinding Goa. 

Lebih lanjut terkait Makam, sebagian mengatakan bahwa itu Makam Fatimah binti Maimun dan sebagian lagi mengatakan tidak. Selain itu juga ada Makam Hauliyah yang setiap tahun diadakan Haul kemudian ada Makam di Karangdowo yang terkenal, akan tetapi makan satu ini agak sedikit janggal. Pasalnya pusaran Makam pada umunya berada di sebelah utara dan selatan, sedangkan makam ini memiliki pusaran yang berada di sebelah timur dan barat.

Selain terdapat peninggalan bersejarah yang tak kalah menarik dari Desa Leranwetan yaitu adanya beberapa keyakinan yang lebih dari satu agama antara lain: Islam,  Kristen, Konghucu, dan Hindu.

“Iya di sini itu Leranwetan satu-satunya desa se-kecamatan Palang yang memiliki Gereja, Sanggar, dan Masjid. Jadi di sini itu ada agama Islam Nadhatul Ulama’, Muhammadiyah, dan LDII tapi kebanyakan NU, terus ada Kristen, Konghucu juga ada, Hindu juga ada. Karena ada keturunan Tionghoa yang menikah dengan warga sini. Jadi untuk pemakaman di sini ada 2 khusus Islam dan Non Islam,” Ujar Kasmuji.

Desa Leranwetan terdiri dari 3 Dusun yaitu Dusun Leranwetan, Dusun Karangdowo dan Dusun Karanglangon. Adapun mata pencaharian Desa ini adalah mayoritas petani dan ada yang sebagian besar penambang batu kapur serta nelayan.

“Mayoritas di sini memang petani, tapi sekarang hampir sudah merata ada penambang batu kapur dan sebagian kecil sebagai nelayan karena di sini kan tidak jauh dengan wilayah laut. Cuma penghasilan yang paling utama memang petani,” Jelasnya. [Lia/Ali]

 

Temukan konten blokTuban.com menarik lainnya di GOOGLE NEWS  

 

*: Penulis merupakan mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura yang magang di kantor redaksi blokTuban.com di Jalan Pramuka II No.19 kelurahan Sidorejo, Tuban.