Asal Usul Sumur Srumbung, Bukti Peninggalan Sejarah Sunan Bonang

Kontributor : Nur Qur'ani Mulia*

blokTuban.com - Sunan Bonang merupakan salah satu Wali Songo penyebar agama Islam di Pulau Jawa yang terkenal dengan kesaktian yang diberikan oleh Allah SWT. Salah satu bukti peninggalan sejarah Sunan Bonang ialah Sumur Srumbung, yang terletak di dekat pantai Tuban. Tepatnya di Jl. Sumur Srumbung No.27, Sidomulyo, Kutorejo, Kecamatan Tuban, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. 

Ahmad Munip (66 tahun) selaku warga sekitar menceritakan asal usul Sumur Srumbung. Dia mengatakan bahwa kala itu ada seorang pendeta Brahmana asal India yang hendak menemui Sunan Bonang dan bermaksud hendak mengadu ilmu dan kesaktiannya.

“Dulu itu belum ada sumur, jadi dulu itu laut dan Sunan Bonang duduk di laut bersama santrinya. Terus ada pendeta brahmana dari India yang ingin mengadu kesaktian, kemudian tanya ke Sunan Bonang yang sedang duduk di tepi laut tentang keberadaan Sunan Bonang” Ujar pria 66 tahun tersebut saat diwawancarai, Kamis (16/3/2023).

Singkat cerita awalnya Sunan Bonang merahasiakan identitasnya. Kemudian Sunan Bonang yang sedang duduk lantas menancapkan tongkat kayunya di tanah, dan tak lama kemudian keluarlah air dari bekas tancapan tongkat tersebut.

“Di situ pendeta heran karena terkejut, langsung bertanya kamu siapa?. Kemudian Sunan Bonang mengatakan bahwa dirinya ialah Bonang, Akhirnya sang pendeta sungkem dengan mencium lutut Bonang untuk meminta ampun. Nah sungkem itu ngambung kalo bahasa Jawa ngambung itu mencium, Jadilah nama Sumur Srumbung karena saking serunya terus diambung lututnya tadi,” jelasnya.

Akirnya Sunan Bonang memerintahkan santrinya untuk membuat semacam pagar di sekitar sumber air. Pagar itu dibuat agar air tak meluap terus ke tanah sekaligus menjaga sumber air. Sementara itu, lambat laun sumber air bekas tancapan tongkat tersebut saat ini semakin membesar. Air terus keluar dari tanah hingga akhirnya berubah menjadi sebuah sumur.

“Terus di tenggah dikasih pagar bogor dulu biar air nggak kemana-mana, trus keanehanya itu meskipun di laut airnya itu tawar nggak asin. Dan kalo air laut sedang pasang itu sumur ikut pasang tapi airnya tetep tawar, dan kalo air laut surut ikut surut,” Imbuhnya.

Kini air yang memancar dari kesaktian Sunan Bonang itu dibangun, yang awalnya kecil kemudian dibangun dan dilebarkan. Sekaligus air tersebut kini sering digunakan warga untuk kegiatan sehari-hari, serta tidak sedikit para peziarah Sunan Bonang yang mampir untuk mengambil air tersebut dan dipercaya dapat memberikan berkah.

“Biasanya banyak dari peziarah Sunan Bonang yang mampir ke sini ngambil air 2 botol kadang 3 botol dibawa pulang,” tutupnya. [Lia/Ali]

 

Temukan konten blokTuban.com menarik lainnya di GOOGLE NEWS