Stigi Solusi Penahan Abrasi dan Keindahan Pantai Utara

Reporter : Edy Purnomo

blokTuban.com - Stigi, mempunyai nama latin (Pemphis acidula). Ada banyak sebutan untuk tanaman berharga ini, ada yang menyebut dengan Santigi, Setigi, atau Drini.

"Karena memang sudah habitatnya, Stigi Pantai memang sangat cocok untuk ditanam di daerah pesisir," jelas Aris Sandhiardy, pembudidaya tanaman stigi di Kabupaten Tuban, Rabu (15/3/2023).

Pohon ini bisa hidup ratusan tahun. Struktur batang keras dan mempunyai guratan alam yang unik. Karakter ini menjadikan tanaman Stigi sangat cocok untuk bahan bonsai dan mempunyai daya jual tinggi.

Selain itu, cengkraman akar pohon stigi mampu memperkuat karang ataupun batuan dimana dia tumbuh. Tidak seperti pohon lain, stigi justru memperkuat tanggul ataupun bantuan pantai agar tidak terhempas oleh ombak.

"Pohon ini (stigi) sebenarnya bisa menjadi solusi penahan abrasi apabila dikembalikan hidup di habitatnya," terang Aris.

Baca Juga:

Stigi di Pantai Tuban: Primadona Berujung Kepunahan

Selain akar, batang dan pohon stigi selalu menjorok mengikuti di mana air laut. Pohon ini membutuhkan sengatan matahari, karena karakter inilah dia bisa menjadi pohon pelindung dari terik panas ketika di pantai.

"Stigi membutuhkan karbondioksida dan mengeluarkan banyak oksigen sehingga membuat udara menjadi segar," kata Aris.

Selain penanaman mangrove dan cemara laut yang diusahakan banyak orang untuk menahan abrasi, stigi pantai bisa menjadi solusi tambahan agar ancaman abrasi di pantai utara bisa diminimalisir.

 

Ragu Merilis Karena Keamanan

Aris, dan pembudidaya stigi pantai di Tuban mempunyai keinginan kuat agar pohon ini bisa hidup kembali di habitatnya.

"Stigi hasil budidaya ini sebenarnya bisa dikembalikan lagi ke habitatnya," kata Aris.

Meski bisa, dibutuhkan usaha yang cukup keras. Yakni dengan menyiapkan media tanam yang cukup kuat untuk menahan sementara ombak ketika laut pasang. Perlu dilakukan pemantauan secara beberapa bulan sebelum akarnya benar-benar kuat. 

Kalau sudah bisa bertahan hidup, tanaman ini akan membesar dan akar-akarnya akan mencari jalan sendiri untuk memperkuat struktur karang dan pasir pantai. "Pohon ini akan menjadi sangat efektif memecah ombak dan menahan abrasi ketika sudah beradaptasi lagi di habitat aslinya," lanjutnya.

Hanya saja, ada satu persoalan yang tidak kalah penting. Yakni gangguan tangan manusia jahil yang mengetahui harga dari tanaman ini. Dia berharap, ada solusi agar ketika suatu saat tanaman stigi ini mulai dirilis ke habitat asli, maka ada pihak-pihak yang bisa memastikan keamanannya. [Ed/Ali]

 

Temukan konten blokTuban.com menarik lainnya di GOOGLE NEWS