Stigi di Pantai Tuban: Primadona Berujung Kepunahan

Reporter: Edy Purnomo

blokTuban.com - Pucuk karang timbul tenggelam di antara sapuan ombak pantai utara Kabupaten Tuban, Selasa (14/3/2023) pagi. Laut sedang pasang. Kalau surut, kita bisa melihat hamparan batuan karang maupun pasir di sisi hampir sepanjang pantai wilayah Kabupaten Tuban.

Tuban memiliki tidak kurang dari 65 kilometer bentang pantai. Indah. Kaya potensi. Tapi juga menyimpan ancaman abrasi dan banjir rob. Segala upaya sudah dilakukan (pemerintah dan swasta) untuk menangani ini: membangun tangkis beton, membuat pemecah ombak, menanam mangrove, dan masyarakat yang hidup di pesisir juga mencoba menahan abrasi dengan membuat tangkis seadanya.

Sepanjang ingatan penulis, medio tahun 2000-an abrasi masih belum separah sekarang. Perlahan tapi pasti bibir pantai terkikis sehingga membuat air laut semakin naik ke daratan.

Saat abrasi belum terlihat menjadi ancaman serius, pantai-pantai di Tuban terlihat masih lapang. Beberapa tanaman bisa kita jumpai dengan mudah. Salah satunya pohon stigi pantai yang akar-akarnya mencengkeram karang dan pasir. 

"Dulu tanaman ini (stigi) banyak sekali di pinggir pantai, tapi sekarang sudah hilang nyaris tanpa bekas," kata Jito (47), salah seorang warga.

 

Stigi Pantai Di Ambang Kepunahan.

Beberapa faktor menjadikan pohon stigi pantai di pesisir utara Tuban. Faktor yang utama adalah pendongkelan tanaman ini karena mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi. 

Batang kayu stigi yang sudah tua dipercaya mempunyai tuah, sehingga keinginan sebagian warga untuk mengkoleksi juga kuat. Sementara pohon stigi sendiri merupakan salah satu bahan tanaman bonsai dengan harga yang cukup fantastis.

"Benar. Dulu di pantai Tuban masih banyak pohon stigi dan sekarang hampir sudah tidak ada lagi stigi yang hidup di habitat pantai Tuban," jelas Aris Sandhiardy, pembudidaya tanaman stigi di Kabupaten Tuban.

Pohon stigi memang menjadi primadona. Tetapi alasan ini yang membuatnya di ujung kepunahan. Masih ada. Tapi ulit ditemui di habitat aslinya. 

Menurut Aris, fenomena rusaknya habitat stigi tidak hanya terjadi di Tuban. Tetapi hampir di seluruh pantai di Pulau Jawa. Apabila kondisi ini berlanjut, dikhawatirkan beberapa generasi kedepan tidak akan pernah melihat tanaman stigi di habitat aslinya. 

Aris sendiri adalah seorang seniman bonsai. Dia mengaku mendapatkan pohon stigi untuk bahan tanaman bonsai dari seorang kenalan. Karena tanaman ini semakin langka, dia kemudian berinisiatif untuk melakukan budidaya agar tanaman ini bisa bertambah banyak dan tidak perlu lagi mengambil dari alam. [Ed/Ali]

Bersambung.......

 

Temukan konten blokTuban.com menarik lainnya di GOOGLE NEWS