Harga Padi di Tuban Anjlok, Petani Menjerit dengan Mahalnya Biaya Oprasional

Reporter : Muhammad Nurkholis

blokTuban.com – Menjelang bulan suci ramadan dan musim panen raya, harga padi di Kabupaten Tuban mengalami penurunan hal ini disampaikan oleh petani padi, di Desa Ngadipuro, Kecamatan Widang, Kabupaten Tuban, Jumat (10/03/2023).

Teguh Indra Anrianto (36) petani sekitar mengatakan, bahwa harga padi saat ini, masih di bawah harga yang diharapkan petani.

“Harga saat ini turun, dan masih di bawah harapan kami,” ujar Teguh Indra Anrianto (36) kepada blokTuban.com.

Dalam satu kuintal padi yang dipanen oleh petani Desa Ngadipuro secara manual, saat ini harganya cuma Rp420.000. Sedangkan untuk padi yang dipanen dengan mesin (Combi) per kuintalnya Rp450.000.  

Hal ini tentunya berbeda jauh dengan musim panen sebelumnya yang mencapai Rp520.000 per kintalnya. Salah satu faktor penurunan harga padi dikarenakan adanya impor beras.

“Menurut tengkulak, harga padi turun karena adanya impor beras,” bebernya.

Pria yang akrab disapa Indra ini, berharap walaupun harga padi turun setidaknya masih di rentan harga Rp500.000 per kuintal. Karena, melihat biaya operasional untuk menggarap sawah juga semakin mahal, ditambah saat ini pupuk bersubsidi juga sulit diperoleh.

Selain harga padi yang anjlok, sebagian padi di Desa Ngadipuro juga ada yang terserang hama, lahan yang terserang hama berada di sebelah utara tanggul Bengawan Solo. Sedangkan di sebelah selatan tanggul Bengawan Solo kondisinya bagus.

“Lahan yang terserang hama, mengalami penurunan hasil padi sebanyak 20 persen,” tambahnya.

Sebagai tambahan di desa yang ada di bantaran sungai Bengawan Solo ini, panen padi dalam satu tahun terjadi sebanyak 2 kali, dan ini merupakan panen kedua. [Nur/Ali]

 

Temukan konten blokTuban.com menarik lainnya di GOOGLE NEWS