Petani Cabai di Tuban Telan Kerugian Puluhan Juta

Reporter : Muhammad Nurkholis

blokTuban.com – Air baru saja surut sekitar 1 minggu, pil pahit harus ditelan petani di Desa Tambakrejo, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban, karena lahan pertaniannya saat ini harus terendam luapan Sungai Bengawan Solo yang kedua kali.

Diketahui bahwa sebelumnya Bengawan Solo di bulan Februari mengalami kenaikan dan meluap hingga merendam beberapa lahan pertanian yang ada di desa yang ada di bantaran sungai. Lalu, di awal bulan Maret ini air kembali datang dan air yang datang lebih banyak.

Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Desa Tambakrejo Sukirman, mengaku sedih melihat lahan pertaniannya harus terendam air luapan air bengawan Solo ke dua kalinya.

“Sedih mas, sudah dua kali lahan pertanian saya terendam air luapan Bengawan Solo,” keluh Sukirman kepada blokTuban.com, Minggu (5/03/2023).

Kesedihan ini tentunya makin dirasakan petani, karena saat air surut karena banjir pertama mereka langsung menggarap lahan pertaniannya, dan berpikir air tak akan datang lagi. Kenyataan, saat ini air kembali datang dengan volume lebih banyak.

Ditaksir kerugian material untuk biaya tanam awal bisa mencapai Rp.30 juta per hektar. Sedangkan jika tanam ke dua setengah banjir di bulan Februari kemarin, para petani cukup mengeluarkan biaya untuk olah lahan yang tergerus air, serta penanaman bibit kembali. Biaya untuk itu dalam satu hektar mencapai 10 hingga 15 juta rupiah.

“Biaya tanam awak mencapai Rp30 jutaan, kalau tanam kedua setengah dari biaya awal,” tambahnya.

Lahan yang terendam di area Desa Tambakrejo sendiri diperkirakan mencapai 115 hektar. Sedangkan untuk lahan Hortikultura sendiri mencapai 5 hingga 7 hektar.

Dari pantauan blokTuban.com di lapangan, ada beberapa lahan cabai besar yang sudah berbuah harus terendam air. Menurut Sukirman jika tanaman cabai sudah terendam air, tanaman tidak akan bisa hidup lagi dan akan mati.

Rata-rata untuk umur cabe yang terendam banjir pertama, yaitu lada usia 40 hari. Sedangkan usia cabai tanam ke dua berumur 1 mingguan.

“Saya kemarin habis tanam cabai yang kedua, baru tanam 2 hari sudah terendam air lagi,” paparnya.

Sukirman berharap untuk menanggulangi banjir yang terus terjadi di Desa Tambakrejo yaitu dengan dibuatnya tanggul penahan air bengawan. Sekaligus di setiap bibir sungai dikasih cor agar tanah yang berdampingan dengan Sungai Bengawan Solo tidak erosi oleh air aliran sungai.

“Ya, semoga aja segera dibangunkan tanggul mas karena itu salah satu cara agar penduduk tidak terus terkena banjir, serta bibir sungai di cor agar tidak abrasi sebab ada kalau 10 hektar lahan hilang akibat abrasi,” tambahnya.

Pria berkumis ini berharap, agar Bupati Tuban juga melirik terkait pembangunan tanggul bengawan karena dari satu tahun kinerja Bupati belum ada pembangunan tanggul sama sekali.

“Dari banner pembangunan bupati belum ada pembangunan tanggul bengawan. Semoga bisa segera diwujudkan karena warga bantaran sungai sangat mengharapkan itu,” tutupnya. [Nur/Ali]

 

Temukan konten blokTuban.com menarik lainnya di GOOGLE NEWS