Gagal Menjadi Rais Syuriah PCNU Tuban, Kiai Fathul Huda malah Pimpin JATMAN Jawa Timur

Reporter : Sri Wiyono

blokTuban.com – KH.Fathul Huda, mantan Bupati Tuban dua periode pada Konferensi Cabang (Konfercab) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Tuban akhir tahun lalu gagal menjadi Raid Syuriah PCNU. Sebab, 5 anggota Ahwa tak memilihnya.

Ada pepatah yang selama ini diyakini kebenarannya, bahwa ketika seseorang gagal atau batal dengan satu urusan, maka Allah menyiapkan untuknya urusan yang lebih baik. Apakah yang terjadi dengan Kiai Huda, begitu kiai ini biasa disapa adalah seperti itu? Wallahu a’lam.

Hanya, kemudian pengasuh Pondok Pesantren Bahrul Huda ini akhirnya terpilih aklamasi sebagai Rais Idaroh Wustha Jam’iyyah Ahlit Thariqah Al Mu’tabarah An Nahdliyyah (JATMAN) Jawa Timur, masa khidmah 2023-2028. Kiai Huda terpilih secara aklamasi dalam Musda ke-5, di Ma’ahad Bahrul Huda, Jl. Letda Sutjipto Tuban, Sabtu, 25 Februari 2023.

Musyawirin memilih KH Fathul Huda, dalam rapat tertutup yang dilakukan sembilan Mursyid Thariqah anggota tim formatur Ahlul Halli Wal Aqdi (AHWA).

Sidang pleno yang dipimpin KH Chusnan Ali dari Mojokerto, menetapkan KH Fathul Huda sebagai Rais Idarah Wustha Jatman Jawa.

Terpilihnya Rais dan Mudir atas kesepakatan 9 anggota Tim AHWA, yang terdiri dari 2 Anggota Aliyah dan 9 Masyayikh dari perwakilan korwil se Jawa timur

Sistem AHWA adalah mekanisme yang diterapkan untuk memilih Rais dan Mudir Idarah Wustha Jawa Timur sekaligus oleh 9 Mursyid Thariqah dengan cara musyawarah mufakat.

Wakil Ketua Idarah Aliyah Jatman KH Chusnan Ali mengingatkan bahwa tugas penting dari rais dan mudir adalah memasyarakatkan thariqah dan menthariqahkan masyarakat, bagaimana thariqah tidak hanya menyentuh level usia lanjut saja tetapi juga segala usia.

“Di Jawa Timur dengan keberadaan 14 thariqah yang berbeda adalah kekuatan membangun kerukunan, harmoni sekaligus teladan bagi daerah lain,” ujarnya.

Jami’iyyah Ahlith Thoriqoh Al-Mu’tabarah An-Nahdliyyah (JATMAN) Jawa Timur memang menggelar Musyawarah Idaroh Wustho (MUSDA) di Ma'ahad Bahrul Huda, Jl. Letda Sutjipto Tuban, Jawa Timur.

Jam’iyyah Ahlith Thariqah al-Mu’tabarah an-Nahdliyah (JATMAN) merupakan badan otonom yang berada di bawah naungan Nahdlatul Ulama (NU) yang beranggotakan tarekat-tarekat muktabarah di Indonesia. Secara harfiah, JATMAN ini berarti kumpulan para pengamal tarekat muktabarah NU.

Acara yang digelar selama dua hari, 25-26 Februari 2023 tersebut diikuti 750 peserta, yang terdiri dari para mursyid, kiai dan tamu undangan, serta pengurus Idaroh Syu’biyyah (tingkat Kabupaten-red) JATMAN, se – Jawa Timur.

Dalam kesempatan itu, hadir pula para kyai, seperti KH Miftahul Ahyar, Rois aM PBNU, sejumlah Habaib Jawa Timur, Forkompinda Tuban, dan ketua DPRD Tuban. 

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indarpawansa yang sedianya hadir, diwakilkan Asisten 3 Sekda Provinsi Jatim, Dr Ahmad Jazuli Msi.

 Acara dibuka oleh KH Miftahul Ahyar. Dalam sambutanya, KH. Miftachul Akhyar, mengungkapkan bahwa Jatman merupakan banom NU yang memiliki struktur kengurusan terlengkap dari tingkat pusat hingga tingkat paling bawah, dan memiliki anggota antara 40-50 juta.

Dari struktur organisasinya, ada rois ada mudir, ada katib ada sekretaris, dan terus sampai kepengurusan tingkat paling bawah. 

‘’Andaikan, andaikan, andaikan, tapi insyaallah NU akan terus langgeng sampa yaulmil kiyamah. Andaikan  Nahdlatul Ulama bubar di tengah jalan maka yang layak dan sudah pas menggantikan adalah Jatman,” papar pengasuh Pondok Pesantren Miftachus Sunnah Surabaya ini.

“Karena dengan struktur yang sedemikian, banyak masyayikhnya, banyak ulamanya, saya kira layak menggantikan (Nahdlatul Ulama) ,” tandas KH Miftahul Akhyar.[ono]