7 Warga Tuban Meninggal karena Demam Berdarah, Dinkes : Fogging Belum Cukup

Reporter : Savira Wahda Sofyana

blokTuban.com – Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), yang disebabkan oleh nyamuk aedes aegypi hingga kini masih menjadi penyakit yang banyak mengintai masyarakat disejumlah wilayah, termasuk di Kabupaten Tuban.

Kondisi ini, tentu patut menjadi perhatian dari semua pihak. Pasalnya, sepanjang Tahun 2022 kemarin, kasus DBD di Bumi Ronggolawe kian menunjukkan angka peningkatan, yaitu sebanyak 651 kasus, dengan angka kematian sebanyak tujuh kasus.

“Total jumlah masyarakat yang terjangkit DBD pada Tahun 2022 ada 651 kasus, dengan fogging sebanyak 102x,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinkes P2KB) Kabupaten Tuban, Bambang Priyo Utomo kepada blokTuban.com, Sabtu (21/1/2023).

Jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, angka tersebut lebih meningkat dua kali lipat yang hanya terdapat 223 kasus selama 12 bulan. Sehingga perlu ada upaya dari seluruh pihak, karena melakukan fogging saja dirasa masih belum cukup.

baca juga:

Resep Infused Water JSR untuk Tubuh Sehat Alami

Oleh karena itu, masyarakat diminta untuk menerapkan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara 3M Plus, yaitu Menguras, Menutup, dan Memanfaatkan barang bekas.

Selain itu, juga menggalakkan juru pemantau jentik, menggunakan kelambu saat tidur, memelihara ikan pemangsa jentik, menggunakan anti nyamuk, menanam tanaman pengusir nyamuk, hingga menghindari kebiasaan menggantung pakaian di rumah.

“Upaya pengendalian yang dilakukan sebelum penularan meliputi penyuluhan kepada masyarakat, Gerakan Bakti PSN 3M-Plus secara serentaK dan abatisasi,” katanya.

Lebih lanjut, Bambang sapaan akrabnya juga menambahkan dari banyaknya kasus DBD yang ada di Kabupaten Tuban, rata-rata penderitanya adalah anak-anak pada usia 6 hingga 15 tahun. [Sav/Ali]

 

Temukan konten blokTuban.com menarik lainnya di GOOGLE NEWS