Reporter : Savira Wahda Sofyana
blokTuban.com – Kesepakatan yang dilakukan dalam rapat koordinasi, oleh Forum Lalu Lintas Angkutan Darat (LLAJ) Kabupaten Tuban beberapa waktu lalu, oleh Paguyuban Pedagang dan becak Parkiran Sunan Bonang, bersama dengan Sopir Mobil Penumpang Umum (MPU) rupanya berujung pada kekecewaan.
Sebab, perjanjian yang telah disepakati kedua belah pihak, jika shuttle MPU yang mengangkut peziarah harus masuk ke dalam terminal wisata parkir, pada Hari Senin sampai Kamis dan juga Sabtu, hanya mblenjani janji (ingkar janji)
Pasalnya, sudah satu bulan perjanjian itu berlalu, namun hingga kini belum ada satupun shuttle MPU yang masuk ke dalam terminal wisata, dan membawa peziarah. Akibatnya, kondisi di terminal wisata Sunan Bonang menjadi sepi. Padahal, menjelang bulan Ramadhan saat ini seharusnya peziarah sudah mulai ramai.
Baca juga: Banyak Bus Wisata Tak Masuk Terminal Tuban, Ini Aturan Terbarunya
Oleh Karena itu, Paguyuban becak dan pedagang parkiran meminta keadilan, sehingga mengadakan forum diskusi bersama Organisasi Angkutan Darat (Organda) Tuban, yang bertempat di area Parkiran Kebonsari.
“Cuma satu kali saja masuk kesini, selebihnya tidak pernah. Semestinya asongan dan anggota becak, bulan-bulan ini mengais rejeki sudah lancar, karena sebentar lagi puasa. Tapi karena saking banyaknya shuttle jadi bis tidak ada yang masuk sini, sehingga teman-teman mengeluh karena pendapatan berkurang,” ujar Ketua Paguyuban Becak Parkir Sunan Bonang, Pukuh Suwito kepada blokTuban.com, Selasa (17/1/2023).
Dari pantauan blokTuban.com, forum diskusi yang berlangsung kurang lebih selama dua jam tersebut, berlangsung sangat alot dan belum menemukan titik temu. Menurut Pukuh, sapaan akrabnya, hal itu ditengarai lantaran dari pihak pedagang dan tukang becak, meminta agar shuttle dibubarkan.
Hal ini, sebagai bentuk kekecewaan dari para pedagang dan tukang becak, karena sopir MPU tidak menepati perjanjian yang telah disepakati bersama.
“Belum ada titik temunya, karena ada permintaan dari asongan dan supir becak bahwa shuttle dibubarkan, dan bis bisa masuk kesini. Dari rapat ini, ternyata Organda juga belum bisa memberikan keputusan,” sambungnya.
Baca juga: Sabar, Januari Angkutan Pelajar Gratis di Tuban Belum Beroperasi Lagi
Dengan demikian, maka pria ramah ini berharap agar kesepakatan yang telah dibuat dalam forum LLAJ satu bulan lalu, dapat direvisi. Agar pekerjaan dari kedua belah pihak sama-sama lancar dan tidak ada yang diberatkan satu sama lain.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Bidang Lalu Lintas, Dinas Lingkungan Hidup dan Perhubungan (DLHP) Kabupaten Tuban, Imam Isdarmawan mengungkapkan jika gesekan antara paguyuban becak dan pedagang dengan shuttle MPU ini akan dibahas lebih lanjut, dalam forum LLAJ, lantaran saat ini pihaknya masih bertugas di luar kota, sehingga tidak dapat hadir menghadiri undangan yang dibuat oleh Paguyuban Becak.
“Di Undang-undang 22/2009 sudah diamanahkan pembahasan permasalahan lalu lintas, melalui forum LLAJ. Nanti kami sepulang tugas dari luar kota akan segera buat undangan, forum LLAJ untuk membahas lebih lanjut,” katanya.
Selain itu, pria yang akrab disapa Imam ini juga meminta kepada masing-masing pihak, agar saling mengintropeksi diri. Serta tetap menjaga kebersamaan dan kekeluargaan satu sama lain. Karena tujuan dari semua pihak sama, yaitu saling mengais rezeki dari wisata religi yang ada di Kabupaten Tuban.
“Intinya cuma butuh intropeksi masing-masing pihak, becak juga masih banyak permasalahan di lapangan, dan belum ada pembenahan operasional. Masyarakat juga banyak yang mengeluh, baik warga sekitar ataupun peziarah. MPU sendiri juga masih banyak permasalahan terkait pelayanan. Kita selaku pemerintah dan pemangku forum LLAJ berbuat seadil-adilnya dan sebijak mungkin untuk masyarakat Tuban,” jelasnya. [Sav/Dwi]
Temukan konten Berita Tuban menarik lainnya di GOOGLE NEWS