Kemiskinan Terbanyak Berada di Sektor Pertanian, BPS Minta Ini ke Pemkab Tuban

Reporter : Ali Imron

blokTuban.com - Mayoritas pekerja di Kabupaten Tuban masih mendominasi sektor pertanian. Namun secara kontribusi, sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten Tuban masih kecil. Pada sektor itulah letak terbesar kemiskinan di Kabupaten Tuban. 

Oleh sebab itu, Badan Pusat Statistik (BPS) meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tuban serius menggarap sektor pertanian dengan tidak mengesampingkan sektor lainnya. Seperti ekonomi, ketanagakerjaan, politik, dan sosial budaya. 

Kepala BPS Tuban, Eko Mardiana mengatakan, kontribusi sektor perekonomian terhadap PDRB di Tuban terbesar masih industri, disusul jasa lalu pertanian. Namun, jumlah pekerja menurut jenis lapangan usaha utama sektor pertanian mendominasi dengan 39,43 persen di 2021. 

"Sektor industri hanya 20,73 persen dan 39,84 persen di sektor jasa," ujar Eko dalam kegiatan Outlook perekonomian dan sosial Kabupaten Tuban 2023 di salah satu hotel di Jalan Basuki Rahmad Tuban, Senin (26/12/2022). 

Untuk mengukur kemiskinan, lanjut Eko BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic need sapproach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur menurut garis kemiskinan (makanan & bukan makanan). Di mana garis kemiskinan di Tuban ditetapkan sebesar Rp. 421.287,-/bulan. 

Baca juga:

Pengeluaran Kurang dari Rp 421.287,00 per Bulan, Dianggap Miskin di Tuban

Eko menambahkan, selama ini Pemkab Tuban masih berfokus untuk mengentas kemiskinan keluarga yang sangat kronis. Padahal kelompok miskin juga perlu dientas, agar dapat keluar dari garis kemiskinan. 

"Tahun 2023 mendatang, BPS akan melakukan sensus pertanian. Semoga dengan sensus tersebut akan muncul populasi dan terklasifikasi karakter petani dan kepemilikan lahan di tahun depan," imbuh Eko. 

Menanggapi hal tersebut, Kepala Bappeda dan Litbang Tuban, Agung Tri Wibowo menjelaskan, bahwa target RPJMD untuk kemiskinan Kabupaten Tuban tahun 2022 sebesar 15%, dan realisasi tingkat kemiskinan 15,02%. Persentase angka kemiskinan mengalami penurunan sebesar 1,29% pada tahun 2022.

Dia menambahkan, bahwa potensi ekonomi sektor pertanian, kehutanan dan perikanan di Kabupaten Tuban selama 5 tahun terakhir rata-rata sebesar 20 persen, namun laju pertumbuhannya kurang dari 2 persen.  

"Penduduk yang bekerja di sektor pertanian mencapai 40 persen selama 3 tahun terakhir," sambung Agung. 

Soal sektor pertanian menjadi penyumbang terbanyak kemiskinan, mantan Camat Merakurak ini perlu untuk memvalidkan data di lapangan. Dalam hal ini tentunya pengentasan kemiskinan akan berfokus pada buruh tani, bukan pada pemilik lahannya. 

"Sebab buruh tani ini sebenarnya sudah memiliki profesi, namun musiman hanya musim tanam dan panen bekerjanya. Sehingga ini menjadi tantangan bagi Pemkab di 2023," jelasnya. 

Pada tahun 2022, Nilai Tukar Petani (NTP) Subsektor perikanan paling tinggi diantara subsector lainnya. NTP subsektor tanaman pangan paling rendah diantara subsektor lainnya.

Sesuai rilis BPS Tuban, selama periode Maret 2021 - Maret 2022, jumlah penduduk miskin di Kabupaten Tuban berkurang sebanyak 14,53 ribu jiwa, dari 192,58 ribu jiwa pada Maret 2021 menjadi 178,05 ribu jiwa pada Maret 2022 atau mengalami penurunan sebesar 7,54 persen. 

Berdasarkan persentase penduduk miskin di Kabupaten Tuban dalam rentang waktu satu tahun, tersebut mengalami penurunan sebesar 1,29 persen, dari 16,31 persen pada Maret 2021 menjadi 15,02 persen pada Maret 2022. 

Faktor yang memengaruhi penurunan jumlah penduduk miskin maupun persentase penduduk miskin pada tahun 2022 diantaranya adalah kondisi perekonomian masyarakat yang mulai menggeliat setelah pandemi covid-19 dan beragamnya program bantuan dari pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. [Ali]

 

Temukan konten blokTuban.com menarik lainnya di GOOGLE NEWS