Penduduk Miskin Tuban Berkurang 14,53 Ribu Jiwa

Reporter : Ali Imron

blokTuban.com - Selama periode Maret 2021 - Maret 2022, jumlah penduduk miskin di Kabupaten Tuban berkurang sebanyak 14,53 ribu jiwa, dari 192,58 ribu jiwa pada Maret 2021 menjadi 178,05 ribu jiwa pada Maret 2022 atau mengalami penurunan sebesar 7,54 persen. 

Berdasarkan persentase penduduk miskin di Kabupaten Tuban dalam rentang waktu satu tahun, tersebut mengalami penurunan sebesar 1,29 persen, dari 16,31 persen pada Maret 2021 menjadi 15,02 persen pada Maret 2022. 

Faktor yang memengaruhi penurunan jumlah penduduk  miskin maupun persentase penduduk miskin pada tahun 2022 diantaranya adalah kondisi perekonomian masyarakat yang mulai menggeliat setelah pandemi covid-19 dan beragamnya program bantuan dari pemerintah, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

Menurut Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Tuban, Eko Mardiana dalam rilis resminya menjelaskan, masalah kemiskinan, sebenarnya tidak hanya sekedar berapa jumlah dan persentase penduduk miskin saja. Namun ukuran lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman (P1) serta keparahan (P2) dari kemiskinan yang terjadi. 

Baca juga:

Covid-19 Picu Pengurangan Jam Kerja 3.333 Orang dan Jadikan 603 Warga Tuban Menganggur

Upaya kebijakan pembangunan terutama yang bertujuan memperkecil jumlah penduduk miskin, diharapkan juga bisa mengurangi tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan.

"Pada periode 2021-2022, Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) di Kabupaten Tuban mengalami penurunan nilai sebesar 0,37 poin dari 3,26 pada tahun 2021 menjadi 2,89 pada tahun 2022. Untuk Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) mengalami penurunan nilai sebesar 0,05 poin dari 0,86 pada tahun 2021 menjadi 0,81 pada tahun 2022," ujar Eko Mardiana, Kamis (22/12/2022).

Eko menambahkan, kemiskinan Tuban di tahun 2022 dapat dilihat dari berbagai karakteristik. Dari karakteristik pendidikan penduduk miskin, menggambarkan bahwa sebagian besar penduduk miskin usia 15 tahun ke atas masih memiliki tingkat Pendidikan yang rendah, yaitu Tamat SD atau SMP, sebesar 56,06 persen dan tidak tamat SD bahkan tidak bersekolah sebesar 24,30 persen. Sedangkan, sisanya berpendidikan SMA ke atas, yaitu sebesar 19,63 persen.

Karakteristik pendidikan juga masih dapat dilihat lebih spesifik lagi, dari angka melek huruf tahun 2022 untuk penduduk miskin berumur 15-24 tahun mencapai 100 persen. Sedangkan angka melek huruf penduduk miskin usia 15-55 tahun sebesar 95,52 persen. 

Lalu, dilihat dari angka partisipasi sekolah penduduk miskin yang berumur 7-12 tahun (100,00) tinggi, demikian pula angka partisipasi sekolah miskin usia 13-15 tahun (95,06). Namun, dari data dapat dilihat bahwa penduduk miskin golongan umur 13-15 tahun, masih ada yang tidak melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi.

Selain pendidikan, Eko melanjutkan bahwa kemiskinan juga dapat dilihat dari karakteristik ketenagakerjaan. Sebagian besar penduduk miskin usia 15 tahun ke atas bekerja di sektor informal (40,75 persen). Sementara itu, persentase penduduk miskin usia 15 tahun ke atas yang bekerja di sektor formal jauh lebih sedikit dibandingkan yang bekerja di sektor informal, yaitu hanya sebesar 17,99 persen.

"Sebagian besar penduduk miskin usia 15 tahun ke atas bekerja di sektor pertanian (37,04 persen). Sementara itu, persentase penduduk miskin usia 15 tahun ke atas yang bukan bekerja di sektor pertanian lebih sedikit dibandingkan yang bekerja di sektor pertanian, yaitu sebesar 21,70 persen," imbuhnya. [Ali]

 

Temukan konten blokTuban.com menarik lainnya di GOOGLE NEWS