Kontributor : Erfa Meiliyah
blokTuban.com - Objek wisata Sunan Bonang di Kabupaten Tuban membawa berkah bagi pedagang di sekitarnya. Seiring meningkatnya kunjungan di makam salah satu wali sembilan di Tanah Jawa itu, juga berimbas pada meningkatnya omset pedagang di sana.
Didapat informasi bahwa pedagang baju, sarung, kopyah, jajanan bahkan kuliner, meskipun pasca pandemi masih merasakan sepinya pengunjung di tahun 2022 ini.
Di tengah omset harian yang tidak pasti, muncul beragam cerita pilu dari pedagang oleh-oleh di kawasan dekat Alun-alun Tuban itu. Salah satunya Dadang penjual aneka jajaan untuk peziarah.
Covid-19 selama dua tahun bergtu terasa terhadap ekonomi keluarganya. Sebab, kurang lebih dua tahun mata pencahariannya harus tutup berdasarkan himbauan dari pemerintah demi mencegah meluasnya wabah.
Pengalaman pahit yang dialaminya, yaitu banyak dagangan jajanan miliknya kebuang sia-sia karena busuk. Untuk jajanan yang masih dapat diselamatkan, ia memilih untuk membagikan kepada orang lain dan tetangganya.
"Takut busuk akhirnya jajanan saya bagikan. Yang busuk ya terpaksa dibuang," ujar Dadang yang berjualan sejak 2015 saat diwawancarai, Senin (22/8/2022).
Baca juga :
- Jajanan Takoyaki di Tuban Satu Ini Gorengnya Pakai Mentega, Pantesan Banyak yang Suka
- Jasuke Aneka Toping, Jajanan Hist Kekinian di Tuban yang Banyak Penggemarnya
- Corndog Jajanan Enak di Tuban, Selezat Tayangan Drama Korea
Mesipun corona dikatakan sudah berakhir, Dadang merasa belum ada peningkatan ekonomi bagi pedagang di kawasan religi Sunan Bonang Tuban. Ia sendiri, belum pasti pendapatannya dalam sehari.
"Sampai siang juga baru dapat penglaris Rp10.000. Tetap kami syukuri sebagai pedagang," imbuhnya miris.
Pria asal Kecamatan Palang itu menambahkan, bahwa momentum peziarah membludak yaitu saat bulan Rajab, Syawal, serta haul Sunan Bonang Tuban.
Disambung, Fina penjual aneka baju batik di kawasan tersebut. Sama dengan Dadang, dia juga sempat bingung saat ditanya soal omset harian pedagang di area makam Sunan Bonang.
"Ramainya hanya saat bulan Suro dan haul, lainnya sepi peziarah," katanya.
Penjual sejak 2020 itu, mengaku ekonominya belum pulih seperti sebelum pandemi. Tokonya bahkan sempat tutup lima bulan saat pandemi, dan ia memutuskan ikut berunjuk rasa ke pemerintah saat itu.
"Semoga ekonomi Tuban lekas pulih, sehingga pendapatan pedagang juga meningkat," tutupnya. [Er/Ali]
Artikel ini hasil kolaborasi anggota LPM Waskita Unirow Tuban bersama dengan blokTuban.com.
Temukan konten Berita Tuban menarik lainnya di GOOGLE NEWS